1.
Abdullah bin Mas'ud RA berkata: Rasulullah SAW bersabda: Barang
siapa mendirikan malam lailatul qadar dengan penuh keimanan dan mengharapkan
ridho Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu; barang siapa berpuasa
Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharapkan ridho Allah, maka dosa-dosanya
yang telah lalu juga diampuni. (HR. Bukhari, Muslim, Ashhaabus Sunan dan Ahmad)
2.
Abdullah bin Mas'ud RA meriwayatkan bahwasanya Rasulullah SAW
bersabda: Berperanglah, maka kalian akan memperoleh harta rampasan perang;
berpuasalah, maka kalian akan sehat; bepergianlah, maka kalian akan memperoleh
kekayaan. (HR. Ath-Thabarany dalam Mu'jam Al-Kabiir)
3.
Abdullah bin Mas'ud RA meriwayatkan bahwasanya Rasulullah SAW
bersabda: Shalat lima waktu; satu jum'at ke jum'at yang lainnya; dan dari satu
Ramadhan ke Ramadhan yang lain; semua itu bisa melebur dosa-dosa di antara
kedua waktu, jika memang dosa-dosa besar dijauhi. (HR. Muslim)
4.
Abdullah bin Mas'ud RA meriwayatkan bahwasanya Rasulullah SAW
bersabda: Barang siapa memberi nafkah sepasang suami istri di jalan Allah, maka
dia akan dipanggil dari sisi pintu-pintu surga: Wahai hamba Allah, (apa yang
kamu lakukan) ini adalah kebaikan. Barang siapa tergolong ahli shalat, maka dia
dipanggil dari pintu shalat; barang siapa ahli jihad, maka dia dipanggil dari
pintu jihad; barang siapa ahli puasa, maka dia dipanggil dari pintu Ar-Rayyan;
barang siapa ahli shodaqoh, maka dia dipanggil dari pintu shodaqoh. Abu Bakar
berkata: Demi ayah dan ibuku, apakah setiap orang dipanggil dari seluruh
pintu-pintu itu? Nabi SAW menjawab: Tentu, dan saya berharap engkau termasuk di
antara mereka. (HR. Bukhari dan Muslim)
5.
Abdullah bin Mas'ud RA berkata: saya mendengar Rasulullah SAW
bersabda pada suatu hari di bulan Ramadhan: Seandainya para hamba Allah
mengetahui pahala di bulan Ramadhan, niscaya umatku akan mengharapkan sepanjang
tahun adalah Ramadhan. Seorang laki-laki dari Khaza'ah berkata: Wahai
Rasulullah, mohon ceritakanlah suatu Hadits kepadaku!. Rasulullah SAW bersabda:
Sesungguhnya surga senantiasa dihias untuk menyambut (datangnya) bulan Ramadhan
dari masa ke masa. Pada hari pertama bulan Ramadhan, angin berhembus dari 'Arsy
dan menggerak-gerakkan dedaunan pohon-pohon di surga; kemudian bidadari melihat
hal itu dan berkata: Wahai Tuhan kami, semoga Engkau menjadikan untuk kami,
dari para hamba-Mu di bulan (Ramadhan) ini, sebagai suami-suami yang dapat menentramkan
hati kami dan kami dapat menentramkan hati mereka. Nabi SAW bersabda: Tiada
seorang hamba yang berpuasa satu hari pada bulan Ramadhan, kecuali dia akan
dinikahkan dengan bidadari (dan tinggal) di rumah yang terbuat dari intan merah
sebagaimana yang difirmankan oleh Allah SWT: (Surat Ar-Rahman : 72)
Öqãm ÔNºuqÝÁø)¨B Îû ÏQ$uÏø:$# ÇÐËÈ
(Bidadari-bidadari) yang jelita, putih bersih, dipingit dalam
rumah.
Masing-masing bidadari mempunyai 70 perhiasan (pakaian) yang
masing-masing warnanya tidak ada yang sama. Mereka diberi 70 macam makanan yang
tidak ada yang sama rasa dan baunya; masing-masing bidadari mampunyai 70.000
pelayan wanita yang melayani segala kebutuhannya dan 70.000 pelayan pria. Masing-masing
pelayan membawa satu piring yang terbuat dari emas, di atasnya ada sejenis
makanan yang jika dimakan akan berbeda rasanya antara suapan yang pertama dengan
yang kedua; masing-masing bidadari mempunyai 70 ranjang yang terbuat dari
Yaquut merah; masing-masing ranjang mempunyai 70 alas (kasur) yang terbuat dari
kain sutera kasar; di atas setiap alas (kasur), ada 70 sandaran. Suami bidadari
juga diberi yang sama dengan sang bidadari; dia diberi ranjang dari Yaquut
merah yang dihiasi dengan intan, dan di atasnya ada dua pilar dari emas. Semua
ini adalah pahala atas setiap hari di mana seseorang berpuasa selama bulan
Ramadhan, di luar amal kebajikan-amal kebajikan yang lain. (HR. Ibnu Khuzaimah
dan Al-Baihaqy)
6. Ibnu 'Abbas RA berkata: Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya di
dalam surga ada kamar-kamar. Jika penghuninya ada di dalam kamar, maka dia tidak
tersamar untuk melihat (pemandangan) di luar kamar; jika dia ada di luar kamar,
maka dia tidak tersamar untuk melihat (pemandangan) di dalam kamar. Ada yang
bertanya: Untuk siapa kamar-kamar itu wahai Rasulullah?, Nabi SAW menjawab: Untuk
orang yang baik tutur katanya; menyambung puasa (Ramadhan); memberi makan orang
lain; menebarkan salam; menunaikan shalat, ketika orang-orang sedang terlelap tidur.
Ada yang bertanya: Apa yang dimaksud dengan tutur kata yang baik?. Nabi SAW
menjawab:
سُبْحَانَ
اللهُ، وَالْحَمْدُ ِللهِ، وَلاَإِلهَ إِلاَّ اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ
Sesungguhnya lafadz itu
akan datang pada hari qiyamat sebagai pengawal yang berada di depan dan di beakang
(orang yang membacanya); Ada yang bertanya: Apa yang dimaksud dengan menyambung
puasa?. Nabi SAW menjawab: Yaitu orang yang berpuasa Ramadhan, kemudian dia berpuasa
lagi pada bulan Ramadhan berikutnya; Ada yang bertanya: Apa yang dimaksud
dengan memberi makan orang lain?. Nabi SAW menjawab: Yaitu menafkahi keluarganya dan memberi makan
mereka. Ada yang bertanya: Apa yang dimaksud dengan menebarkan salam?. Nabi SAW
menjawab: Yaitu engkau bersalam-salaman dan menghormati saudaramu. Ada yang
bertanya: Apa yang dimaksud dengan mendirikan shalat, ketika orang-orang
terlelap tidur?. Nabi SAW menjawab: Yaitu shalat Isya' yang akhir. (HR.
Al-Baihaqy)
Allahu a'lam