My Life

Libatkan Allah dalam setiap urusan

Monday, December 24, 2018

Teori Belajar dan Pembelajaran Perspektif Islam



1.Pengertian Pendidikan, Belajar, Pembelajaran, Mengajar, dan Sekolah

A.    Pendidikan

-    Pendidikan dalam arti sempit dapat diartikan sebagai bantuan kepada anak didik terutama pada aspek moral atau budi pekerti.[1]
-        Pendidikan adalah sebagai suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkan untuk berfungsi secara adekuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik).[2]
-          Pendidikan adalah sebagai upaya manusia secara historis turun temurun, yang merasa dirinya terpanggil untuk mencari kebenaran atau kesempatan hidup (Salim).[3]
-          Pendidikan adalah usaha sadar atau terencana untuk mewujudkan suasana belajar atau proses pembelajaran agar peseta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kemampuan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.[4]
-          Pendidikan adalah proses dimana pengalaman atau informasi  diperoleh sebagai hasil dari proses belajar.[5]

Jadi pendidikan bisa dikatakan usaha sadar dan terencana manusia dalam rangka mengembangkan potensi, minat dan bakat peserta didik supaya dapat berguna bagi agama, bangsa dan Negara.

B.     Belajar

-          Belajar adalah suatu aktivitas mental seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya sehingga menghasilkan perubahan tingkahlaku berdifat positif, baik perubahan dalam aspek pengetahuan, afeksi maupun psikomotorik (Wina Sanjaya).[6]
-          Belajar adalah hal yang kompleks, dan kompleksitas belajar dapat dipandang dari 2 subyek yaitu siswa dan guru. Dari segi siswa, belajar adalah proses internal yang kompleks yang melibatkan seluruh ranah-ranah kognitif, psikomotorik, dan afektif. Sedangkan dari segi guru, proses belajar tersebut dapat diamati secara tidak langsung tapi dipahami oleh guru (Dimyati dan Mudjiono).[7]
-          Belajar adalah suatu proses yang tidak terlihat yang dilakukan dalam mental seseorang dalam interaksinya dengan lingkungan disekitar, sehingga menimbulkan perubahan tingkah laku, baik perubahan pada aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif (Andi Prastowo ).[8]
-          Belajar adalah proses perubahan melalui kegiatan atau prosedur latihan, baik latihan di dalam laboratorium maupun lingkungan alamiah (Hilgard).[9]
-          Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. [10]
-          Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Maksudnya belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan.[11]
-          Belajar adalah proses yang berjalan terus menerus yang tidak berhenti dan tidak pernah terbatas pada dinding kelas.[12]
Jadi belajar adalah proses yang berjalan  untuk menghasilkan Sesutu yang lebih baik.

C.    Pembelajaran

-          Pembelajaran berarti proses , cara, perbuatan mempelajari, dan perbuatan menjadikan orang  atau makhluk hidup belajar.[13]
-          Pembelajaran adalah proses atau upaya menciptakan lingkungan belajar dalam mengembangkan kemampuan minat dan bakat sisiwa secara optimal , sehingga kompetensi dan tujuan pembelajaran tercapai.[14]
-          Pembelajaran adalah kegiatan mengajar yang berpusat pada siswa sebagai subyek belajar.[15]
-          Pembelajaran adalah usaha sadar guru untuk  membantu siswa  agar mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya.[16]
Jadi pembelajaran adalah kegiatan untuk membuat siswa belajar  dengan melibatkan beberapa unsur intrinsic maupun ekstrinsik (berkaitan dalam diri siswa atau guru, termasuk lingkungan) guna tercapainya tujuan belajar mengajar yang telah ditentukan.

D.    Mengajar

-          Mengajar adalah bagian dari pembelajaran dimana peran guru lebih ditekankan pada cara merancang atau mengaransemen berbagai sumber serta fasilitas  yang tersedia untuk kemudian dimanfaatkan siswa dalam mempelajari sesuatu.[17]

E.     Sekolah

-          Kata sekolah berasal dari Bahasa Latin yaitu: skhole, scola, scolae atau skhola yang memiliki arti: waktu luang atau waktu senggang, dimana ketika itu sekolah adalah kegiatan di waktu luang bagi anak-anak di tengah-tengah kegiatan utama mereka, yaitu bermain dan menghabiskan waktu untuk menikmati masa anak-anak dan remaja. Kegiatan dalam waktu luang itu adalah mempelajari cara berhitung, cara membaca huruf dan mengenal tentang moral (budi pekerti) dan estetika (seni).
-          Sekolah adalah bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar.[18]

2.      Ayat tentang belajar

A.    Ayat Al-Qur’an[19] 

1. bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,
2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,
4. yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam[20],
5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.(QS Al-A’laq)
Surat Al-a’laq ini, di dalamnya Allah telah menyebut nikmat-Nya dengan mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya. Hal itu menunjukkan akan kemuliaan belajar dan ilmu pengetahuan. Dengan begitu Allah sangat mewajibkan kepada umat manusia untuk belajar dan menuntut ilmu, salah satunya yaitu dengan membaca karena dengan hal tersebut kita dapat menambah wawasan yang baru scara keseluruhan. Oleh karena itu, Allah Swt memulai surat dengan memerintahkan untuk membaca, sehingga yang tadinya kita tidak tahu menjadi tahu setelah membaca itu. Lalu menciptakan manusia secara khusus dan umum.
Perintah untuk “membaca” dalam ayat ini disebut dua kali;perintah kepada Rasul Saw dan selanjutnya perintah kepada seluruh umatnya. Membaca adalah sarana untuk belajar dan kunci ilmu pengetahuan, baik secara etimologis berupa membaca huruf-huruf yang tertulis dalaam buku-buku, maupun terminologis, yakni membaca dalam arti yang lebih luas. Maksudnya membaca alam semesta ( ayatul kaun .

11. Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al Mujadalah 11)
Jadi maksudnya belajar merupakan kewajiban bagi setiap orang beriman agar memperoleh ilmu pengetahuan dalam rangka meningkatkan derajat kehidupan mereka. Dan Allah akan meninggikan derajat mereka jika mereka mencari ilmu.

B.     Hadist Tentang Belajar

طَلَبُ اْلعِلْمَ فَرِيْضِةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ وَ مُسْلِمَةٍ
Artinya :
Mencari ilmu itu hukumnya wajib bagi muslimin dan muslimat”(HR. Ibnu Abdil Bari)
Secara jelas dan tegas hadits di atas menyebutkan bahwa menuntut ilmu itu diwajibkan bukan saja kepada laki-laki, juga kepada perempuan. Tidak ada perbedaan bagi laki-laki ataupun perempuan dalam mencari ilmu, semuanya wajib. Hanya saja bahwa dalam mencari ilmu itu harus tetap sesuai dengan ketentuan Islam.
وَعَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ : أَنَّ رَ سُوْلَ اللهِ ص.م قَالَ : وَمَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ طَرِيْقًا أِلَى الْجَنّةِ. رواهُ مُسْلِمٌ


Artinya:                                 
           Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw, bersabda: Siapa yang berjalan di suatu jalan untuk menuntut ilmu pengetahuan, Allah akan memudahkan baginya jalan ke sorga. (Muslim)
           Jadi maksudnya Allah akan memudahkan jalannya masuk surga jika kita selalu mencari ilmu melalui belajar itu sendiri.

3.      Pandangan tentang belajar dan cara belajar menurut tokoh

A.    Miskawaih

1.      Pengertian Belajar menurut Miskawaih
-          Belajar adalah peningkatan perilaku baik kepada orang lain (akhlak).
-          Belajar adalah proses menerpa jasmani dan rohani menjadi lebih sehat dan baik.[21]
2.      Cara Belajar
Ibn Miskawaih memiliki metodologi yang berbeda dengan filosof lainnya. Terdapat beberapa metode yang diajukan Miskawaih dalam mencapai pendidikan etika yang baik, antara lain: pertama, adanya kemauan dari anak didik untuk berlatih secara sungguh-sungguh dalam mencapai kesempurnaan yang sebenarnya sesuai dengan keutamaan jiwa. Kedua, dengan menjadikan semua pengetahuan dan pengalaman orang lain sebagai cermin bagi dirinya.[22]

B.     Al-Qabisi

1.      Pengertian Belajar menurut Al-Qabisi
Belajar adalah perbaikan akhlak.[23]
2.      Cara belajar
-          Menghafal yang didahului pemahaman/ pengulangan
-          Praktik/ latihan
-          Mendemonstrasi pemahaman[24]

C.    Ibnu Sina

Konsep metode pengajaran yang ditawarkan Ibn Sina antara lain terlihat pada setiap materi pelajaran. Dalam setiap pembahasan materi pelajaran, Ibn Sina selalu membicarakan tentang cara mengajarkan kepada anak didik. Berdasarkan pertimbangan psikologisnya, Ibn Sina berpendapat bahwa suatu materi pelajaran tertentu tidak akan dapat dijelaskan kepada bermacam-macam anak didik dengan satu cara saja, melainkan harus dicapai dengan berbagai cara sesuai dengan perkembangan psikologisnya. Penyampaian materi pelajaran pada anak menurutnya harus disesuaikan dengan sifat dari materi pelajaran tersebut, sehingga antara metode dengan materi yang diajarkan tidak akan kehilangan daya relevansinya. Metode pengajaran yang ditawarkan Ibn Sina antara lain metode talqin, demonstrasi, pembiasaan dan teladan, diskusi, magang, dan penugasan.[25]

D.    Al-Ghazali

1.      Pengertian Belajar
Belajar untuk membentuk insan kamil.
2.      Cara Belajar/mengajar (metode)
-          Berwudhu
-          Menghindar dari dosa
-          Teladan
-          Pembiasaan[26]

E.     Al-Zamuji

1.      Pengertian Belajar: belajar didasarkan karena Allah SWT.
2.      Cara mengajar:
Berdasarkan analisa Mochtar Affandi, bahwa dari segi metode pembelajaran yang dimuat Al-Zarnuji dalam kitabnya itu meliputi dua kategori. Pertama, metode yang bersifat etik antara lain mencakup niat dalam belajar. Dan metode yang bersifat teknik strategi meliputi cara memilih pelajaran, memilih guru, memilih teman dan langkah-langkah dalam belajar.[27]

F.     Ibnu Jama’ah

1.      Pengertian Belajar
Belajar dikarenakan Allah SWT.
2.      Metode Pengajaran/ cara mengajar
-          Konsep Ibn Jam’ah tentang metode pembelajaran banyak ditekankan pada hafalan ketimbang dengan metode lain. Sebagaimana dikatakan bahwa hafalan sangat penting dalam proses pembelajarannya, sebab ilmu didapat bukan dari tulisan di buku, melainkan dengan pengulangan secara terus-menerus.[28]
-          Metode hafalan memang kurang memberikan kesempatan kepada akal untuk menyalahgunakan secara maksimal dalam penajaman proses berpikir. Namun, disis lain, hafalan sesungguhnya menantang kemampuan memori akal untuk selalu aktif dan konsentrasi dengan pengetahuan yang didapat.
-          Sejalan dengan metode pembelajaran ini, Ibn Jam’ah tampak juga menekankan tentang pentingnya menciptakan kondisi yang mendorong timbulnya kreativitas para siswa. Menurut Ibn Jam’ah   bahwa kegiatan belajar tidak hanya digantungkan sepenuhnya pada pendidik selaku orang yang memberikan informasi dan ilmu pengetahuan, melainkan juga pada anak didik. Bagi Ibn Jam’ah peserta didik dapat diposisikan sebagai subyek pendidikan. Untuk itu perlu diciptakan peluang-peluang yang memungkinkan dapat mengembangkan daya kreasi dan daya intelek peserta didik oleh peserta didik itu sendiri, disamping peranan yang dilakukan oleh orang lain. Konsep ini selanjutnya membawa kepada apa yang dikenal sebagai pemberdayaan peserta didik.[29]

4.      Pengertia dan anggapan dasar/ hukum-hukum teori:

A.    Behavioristik

1)      Anggapan dasar:
-          Kurikulum disajikan dari bagian-bagian menuju ke seluruhan dengan menekankan pada ketrampilan-ketrampilan dasar
-          Pembelajaran sangat taat pada kurikulum yang telah ditetapkan
-          Kegiatan kurikuler lebih banyak mengandalkan pada buku teks dan buku kerja
-          Belajar adalah perubahan tingkah laku, yang merupakan hasil dai stimulus-respon. Aliran ini menganggap. seseorang telah belajar jika ia telah mampu menunjukkan perubahan tingkah laku. Untuk membuat seseorang belajar, perlu adanya stimulus yang diberikan oleh pendidik. Penguatan merupakan factor penting dalam belajar, karena dapat memperkuat timbulnya respon berupa hasil belajar.[30]
-          Evaluasi belajar dipandang sebagai bagian yang terpisah dari kegiatan pembelajaran, dan biasanya dilakukan setelah selesai kegiatan pembelajaran. Menekankan evaluasi pada kemampuan peserta didik secara individual. Evaluasi dilakukan diakhir pembelajaran dengan cara testing.
-          Peserta didik-peserta didik biasanya bekerja sendiri-sendiri, tanpa ada group proses dalam belajar.
-          Pendidik adalah orang yang mendominasi kegiatan pembelajaran. Tugasnya memindahkan pengetahuan ke orang yang belajar, dengan cara memberikan stimulus, penghargaan atau hukuman dalam kegiatan pembelajaran untuk mencapai hasil belajar yang baik.
-          Kegiatan belajar lebih bayak dalam kelas karena aktivitas belajar lebih banyak didasarkan pada buku teks/buku wajib dengan penekanan pada ketrampilan mengungkapkan kembali isi buku tersebut. Guru lebih banyak menyampaikan materi dengan cara ceramah, maka lingkungan belajar dibuat sesuai metoda yang pakai oleh guru supaya stimulus yang diberikan menghasilkan respon yang maksimal.[31]
2)      Hukum-Hukum/Teori
-          Teori Belajar menurut Thorndike (belajar itu proses interaksi antara stimulus dan respon)
-          Teori Belajar Menurt Watson (perkembangan kognitif melalui lingkungan ditentukan oleh caranya melihat lingkungan)
-          Teori Belajar Menurut Clark Hull (menggunakan variable hubungan antara stimulus dan respon)
-          Teori Belajar menurut  Edwin Guthrie (menggunakan variable hubungan antara stimulus dan respon  namun, stimulus tidak harus berhubungan dengan kebutuhan)
-          Teori belajar menurut skinner (hubungan antara stimulus dan respon yang terjadi melalui interaksi dalam lingkungannya yang kemudian akan muncul perubahan tingkah laku.[32]

B.     Kognitif

1)      Anggapan dasar:
-          Lebih mementingkan proses belajar dari pada hasi belajar.[33]
-          Pembelajaran lebih menghargai pada pemunculan pertanyaan dan ide-ide peserta didik.
-          Belajar merupakan perubahan perspeksi dan pemahan yang tidak selalu dapat terlihat sebagai tingkahlaku yang nampak.[34]
-          Evaluasi proses dan hasil belajar peserta didik terjalin di dalam kesatuan kegiatan pembelajaran, dengan cara guru mengamati hal-hal yang sedang dilakukan peserta didik, serta melalui tugas-tugas pekerjaan.
-          Peserta didik banyak belajar dan bekerja di dalam group proses.
-          Guru tidak mendominasi kegiatan pembelajaran. Guru-guru konstruktivistik mengakui dan menghargai dorongan diri manusia/peserta didik untuk mnegkonstruksi pengetahuannya sendiri, kegiatan pembelajaran yang dilakukan diarahkan untuk terjadinta aktivitas konstruksi pengetahuan oleh peserta didik secara optimal.
-          Menekankan kepada aktivitas peserta didik dalam mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Jadi segala sesuatu seperti bahan, media, peralatan, lingkungan, dan fasilitas lainnya disediakan untuk membantu pembentukan tersebut. Peserta didik diberi kebebasan untuk mengngkapkan pendapat dan pemikirannya tentang sesuatu yang dihadapinya.[35]
3)      Hukum-Hukum/Teori
-          Teori Perkembangan Piaget (tahap-tahap perkembangan kognitif)
-          Teori Belajar Menurt Brunner (perkembangan kognitif melalui lingkungan ditentukan oleh caranya melihat lingkungan)
-          Teori Belajar Bermakna Ausabel (menekankanpada belajar asosiatif atau belajar menghafal)[36]

5.      Tujuan, Isi Proses dan Evalusi dari Beberapa Teori Pembejaran

A.    Behavioristik

1)      Tujuan

Tujuan pembelajaran menurut teori behavioristik ditekankan pada penambahan pengetahuan, sedangkan belajar sebagi aktivitas “mimetic”, yang menuntut pebelajar untuk mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah dipelajari dalam bentuk laporan, kuis, atau tes.

2)      Isi

Penyajian isi atau materi pelajaran menekankan pada ketrampian yang terisolasi atau akumulasi fakta mengikuti urutan dari bagian ke keseluruhan. Pembelajaran mengikuti urutan kurikulum secara ketat, sehingga aktivitas belajar lebih banyak didasarkan pada buku teks/buku wajib dengan penekanan pada ketrampilan mengungkapkan kembali isi buku teks/buku wajib tersebut. Pembelajaran dan evaluasi menekankan pada hasil belajar.

3)      Proses

-          Kurikulum disajikan dari bagian-bagian menuju ke seluruhan dengan menekankan pada ketrampilan-ketrampilan dasar
-          Pembelajaran sangat taat pada kurikulum yang telah ditetapkan
-          Kegiatan kurikuler lebih banyak mengandalkan pada buku teks dan buku kerja.
-          Peserta didik-peserta didik biasanya bekerja sendiri-sendiri, tanpa ada group proses dalam belajar.
-          Kegiatan belajar lebih bayak dalam kelas karena aktivitas belajar lebih banyak didasarkan pada buku teks/buku wajib dengan penekanan pada ketrampilan mengungkapkan kembali isi buku tersebut. [37]

4)      Evaluasi

Evaluasi belajar dipandang sebagai bagian yang terpisah dari kegiatan pembelajaran, dan biasanya dilakukan setelah selesai kegiatan pembelajaran. Menekankan evaluasi pada kemampuan peserta didik secara individual. Evaluasi dilakukan diakhir pembelajaran dengan cara testing.[38]

B.     Kognitif

5)      Tujuan

-          untuk membentuk hubungan yang teruji, yang teramalkan dari tingkah laku orang-orang pada ruang kehidupan mereka secara spesifik sesuai dengan situasi psikologisnya. Untuk dapat memahami atau memprediksi suatu perilaku, kita harus memperhatikan orang tersebut dengan lingkungan psikologisnya sebagai pola dari fakta dan fungsi-fungsi yang saling membutuhkan.
-          Teori kognitif dikembangkan terutama untuk membantu guru memahami muridnya
-          Teori belajar kognitif dibentuk dengan tujuan mengkonstruksi prinsip-prinsip belajar secara ilmiah. Hasilnya berupa prosedur-prosedur yang dapat diterapkan pada situasi kelas untuk mendapatkan hasil yang sangat produktif.[39]

6)      Isi

Memilih materi dan menentukan topic yang memungkinkan siswa aktif.[40]

7)      Proses

-          Kurikulum disajikan mulai dari keseluruhan menuju ke bagian-bagian, dan lebih mendekatkan pada konsep-konsep yang luas
-          Pembelajaran lebih menghargai pada pemunculan pertanyaan dan ide-ide peserta didik
-          Kegiatan kurikuler lebih banyak mengandalkan pada sumber-sumber data primer dan memanupulasi bahan.
-          Peserta didik banyak belajar dan bekerja di dalam group proses.
-          Menekankan kepada aktivitas peserta didik dalam mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Jadi segala sesuatu seperti bahan, media, peralatan, lingkungan, dan fasilitas lainnya disediakan untuk membantu pembentukan tersebut. Peserta didik diberi kebebasan untuk mengngkapkan pendapat dan pemikirannya tentang sesuatu yang dihadapinya..[41]
1)      Evaluasi
Evaluasi proses dan hasil belajar peserta didik terjalin di dalam kesatuan kegiatan pembelajaran, dengan cara guru mengamati hal-hal yang sedang dilakukan peserta didik, serta melalui tugas-tugas pekerjaan.[42]


[1] Agus N. Cahyo, Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar Teraktual dan Terpopuler (Jogyakarta: Divaa Press, 2013), hlm. 17
[2] Ibid, hlm. 17
[3] Ibid, hlm. 17
[4] UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003
[5] Agus N. Cahyo, ibid, hlm. 19
[6] Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran;Teori dan Praktek Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP), (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), hlm. 229
[7] Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm. 17-18
[8] Andi Prastowo, Pengembangan Bahan Ajar Tematik (Jogyakarta: Diva Press, 2013), hlm. 54
[9] Wina Sanjaya, op.cit. hlm. 50
[10] Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007),  hlm 63-64.
[11] Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara,2007), hlm 27.
[12] Andi Prastowo, op.cit. hlm. 62
[13] La Iru dan La Ode Safiun Arihi,Analisis Penerapan Pendekatan , Metode, Strategi, dan Model-Model Pembelajaran (Bantul: Multi Presindo, 2012), hlm. 1
[14] La Iru dan La Ode Safiun Arihi, op,cit, hlm. 2
[15] Andi Prastowo, op.cit. hlm. 65
[16] Agus N. Cahyo, op. cit, hlm. 18
[17] Wina Sanjaya, op.cit. hlm. 207
[18] Desy Anwar, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Terbaru, (Surabaya: Amalia, 2003), hlm. 414
[19] Departemen Agama RI, Alqur’an dan Terjemahannya , (Surabaya: Terbit Terang Surabaya, 2008), hlm. 756
[20] Maksudnya: Allah mengajar manusia dengan perantaraan tulis baca
[21] Slide Perkuliahan Teori dan Pembelajaran oleh M. Karim, M.Pd
[22] Eko Hadi Santoso , Konsep Jati Diri Manusia Menurut Ibn Miskawaih Dan Relevansinya Dengan Pendidikan Agama Islam (Skripsi: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA, 2013),hlm. 20
[23] Slide Perkuliahan Teori dan Pembelajaran oleh M. Karim, M.Pd
[24] Slide Perkuliahan Teori dan Pembelajaran oleh M. Karim, M.Pd
[25] Abuddin Nata, Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003),, hlm 74-75.
[26] Slide Perkuliahan Teori dan Pembelajaran oleh M. Karim, M.Pd
[27] Ibid, hlm. 109
[28] Ibid, hlm 122.
[29] Ibid, hlm 122-123
[30] C. Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rieneka Cipa, 2005), hlm.20
[31] Milya Sari, Matrik Perbandingan Teori-Teori Belajar Dalam Pembelajaran, (ebook: published), hlm. 3-8
[32] C. Asri Budiningsih,I op.cit.  hlm.34
[33] Ibid, hlm.34
[34] Ibid, hlm, 34
[35] Milya Sari, op.cit, hlm.3-8
[36] C. Asri Budiningsih,op.cit,  hlm.34
[37] Milya Sari, op, cit, hlm. 3
[38] Milya Sari, op, cit, hlm 4
[39] Ibid,,hlm. 5
[40] Slide Presentasi M. Karim, M.Pd
[41] Milya Sari, op, cit, hlm. 3
[42] Milya Sari, op, cit, hlm 4

Semoga bermanfaat bagi teman-teman yang sedang mencari referensi ini..
Wallu a'lam

0 comments :

Post a Comment