a. Behavioristik
1) Pengertian
Belajar adalah
perubahan tingkah laku, yang merupakan hasil dai stimulus-respon.[1]
Aliran ini menganggap. seseorang telah belajar jika ia telah mampu
menunjukkan perubahan tingkah laku. Untuk membuat seseorang belajar, perlu
adanya stimulus yang diberikan oleh pendidik. Penguatan merupakan factor
penting dalam belajar, karena dapat memperkuat timbulnya respon berupa hasil
belajar.
2) Kelebihan
a) Membiasakan guru untuk
bersikap jeli dan peka pada situasi dan kondisi belajar.
b) Metode behavioristik ini
sangat cocok untuk memperoleh kemampuan yang menbutuhkan praktek dan pembiasaan
yang mengandung unsur-unsur seperti: kecepatan, spontanitas, kelenturan,
refleksi, daya tahan, dan sebagainya.
c)
Guru tidak banyak memberikan ceramah sehingga murid
dibiasakan belajar mandiri. Jika menemukan kesulitan baru ditanyakan kepada
guru yang bersangkutan.
d) Teori ini cocok diterapkan
untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan dominansi peran orang dewasa,
suka mengulangi dan harus dibiasakan, suka meniru dan senang dengan
bentuk-bentuk penghargaan langsung seperti diberi permen atau pujian.[2]
3) Kelemahan
a) Proses belajar dipandang sebagai kegiatan yang
diamati langsung, padahal belajar adalah kegiatan yang ada dalam system syaraf
manusia yang tidak terlihat kecuali melalui gejalanya.
b) Proses belajar dipandang bersifat
otomatis-mekanis sehingga terkesan seperti mesin atau robot, padahal manusia
mempunyai kemampuan self regulation dan self control yang
bersifat kignitif. Sehingga dengan kemampuan ini, manusia bias menolak
kebiasaan yang tidak sesuai dengan dirinya.
c) Proses belajar manusia yang dianalogikan dengan
hewan sangat sulit diterima, mengingat ada perbedaan yang cukup mencolok antara
hewan dan manusia.[3]
4) Peran guru
Pendidik adalah
orang yang mendominasi kegiatan pembelajaran. Tugasnya memindahkan pengetahuan
ke orang yang belajar, dengan cara memberikan stimulus, penghargaan atau
hukuman dalam kegiatan pembelajaran untuk mencapai hasil belajar yang baik.
Guru menyampaikan materi pelajaran melalui ceramah, dan banyak tergantung pada
buku teks. Tugas guru dalam proses pembelajaran adalah;
·
menentukan tujuan
·
menentukan matreri pelajaran
·
mengkaji materi pelajaran
·
menyusun sesuai dengan system informasi
·
menyajikan materi dan membimbing mahapeserta didik dengan
pola sesuai materi pelajaran[4]
b. Kognitif
1) Pengertian
Belajar tidak hanya melibatkan stimulus dan respon. Lebih dari itu,
belajar adalah melibatkan proses berfikir yang sangat kompleks. Pengetahuan
yang dimiliki sebelumnya sangat mempengaruhi hasil belajar.[5]
2) Kelebihan
a. Sebagian besar dalam
kurikulum pendidikan negara Indonesia lebih menekankan pada teori kognitif yang
mengutamakan pada pengembangan pengetahuan yang dimiliki pada setiap individu.
b. Pada metode pembelajaran
kognitif pendidik hanya perlu memeberikan dasar-dasar dari materi yang
diajarkan unruk pengembangan dan kelanjutannya deserahkan pada peserta didik,
dan pendidik hanya perlu memantau, dan menjelaskan dari alur pengembangan
materi yang telah diberikan.
c. Dengan menerapkan teori
kognitif ini maka pendidik dapat memaksimalkan ingatan yang dimiliki oleh
peserta didik untuk mengingat semua materi-materi yang diberikan karena pada
pembelajaran kognitif salah satunya menekankan pada daya ingat peserta didik
untuk selalu mengingat akan materi-materi yang telah diberikan.
d. Menurut para ahli kognitif
itu sama artinya dengan kreasi atau pembuatan satu hal baru atau membuat suatu
yang baru dari hal yang sudah ada, maka dari itu dalam metode belajar kognitif
peserta didik harus lebih bisa mengkreasikan hal-hal baru yang belum ada atau
menginovasi hal yang yang sudah ada menjadi lebih baik lagi.
e. Metode kognitif ini mudah
untuk diterapkan dan juga telah banyak diterapkan pada pendidikan di Indonesia
dalam segala tingkatan[6]
3) Kelemahan
a. Pada dasarnya teori kognitif
ini lebih menekankan pada kemampuan ingatan peserta didik, dan kemampuan
ingatan masing-masing peserta didik, sehingga kelemahan yang terjadi di sini
adalah selalu menganggap semua peserta didik itu mempunyai kemampuan daya ingat
yang sama dan tidak dibeda-bedakan.
b. Adakalanya juga dalam metode
ini tidak memperhatikan cara peserta didik dalam mengeksplorasi atau
mengembangkan pengetahuan dan cara-cara peserta didiknya dalam mencarinya,
karena pada dasarnya masing-masing peserta didik memiliki cara yang
berbeda-beda.
c. Apabila dalam pengajaran
hanya menggunakan metode kognitif, maka dipastikan peserta didik tidak akan
mengerti sepenuhnya materi yang diberikan .
d. Jika dalam sekolah kejuruan
hanya menggunakan metode kognitif tanpa adanya metode pembelajaran lain maka
peserta didik akan kesulitan dalam praktek kegiatan atau materi.
e. Dalam menerapkan metode
pembelajran kognitif perlu diperhatikan kemampuan peserta didik untuk
mengembangkan suatu materi yang telah diterimanya.[7]
4) Peran guru
Peranan guru menurut teori belajar kognitif ialah bagaimana
dapat mengembangkan potensi kognitif yang ada pada setiap peserta didik. Jika
potensi yang ada pada setiap peserta didik telah dapat berfungsi dan menjadi
aktual oleh proses pendidikan di sekolah, maka peserta akan mengetahui dan
memahami serta menguasai materi pelajaran yang dipelajari di sekolah melalui
proses belajar mengajar di kelas.
c. Konstruktivisme
1) Pengertian
Memahami belajar sebagai proses pembentukan (konstruksi) pengetahuan oleh
siswa. Pengetahuan ada di dalam diri seseorang yang sedang mengetahui dan tidak
dapat dipindahkan begitu saja dari otak guru kepada siswa.[8]
2) Kelebihan
a. Berfikir artinya, Dalam
proses membina pengetahuan baru murid diajarkan berfikir untuk menyelesaikan
masalah atau sebuah studi kasus dan dapat mengembangkanya menjadi sebuah ide
atau membuat keputusan.
b. Faham artinya, Dalam proses
pembelajaran murid harus terlibat langsung dalam mengembangkan sebuah
pengetahuan baru, sehingga peserta didik akan lebih faham dan boleh
mengaplikasikanya dalam sebuah situasi.
c. Daya ingat artintya, pada
dasarnya dalam proses belajar murid harus terlibat secara langsung dengan aktif,
sehingga mereka akan ingat lebih lama semua konsep yang ada yakni dengan cara
murid melakukan pendekatan membina sendi kehafaman mereka. Dengan cara itu
mereka akan yakin dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam situasi
baru.
d. Kemahiran sosial artinya,
dalam proses belajar kemahiran sosial diperoleh apabila seorang murid
berinteraksi dengan guru dan rekan dalam membina pengetahuan baru.[9]
3) Kelemahan
a. Kadang guru itu tidak
memperhatikan muridnya secara keseluruhan misalkan guru tidak pernah memberi
kesempatan pada peserta didiknya untuk menyelesaikan suatu masalah atau
berdiskusi sehingga peserta didik hanya mendapat pembelajaran yang itu-itu
saja, jadi pola pikir peserta didik tidak berkembang.
b. Tidak semua guru atau
pendidik itu mempunyai karakter atau sifat yang sama, pada dasarnya guru hanya
memberi penjelasan saja saat pembelajaran sehingga peserta didik dituntut untuk
hanya memahami saja tanpa terlibar secara langsung dalam mengaplikasikan sebuah
situasi baru.
c. Membahas tentang sifat
seorang guru, guru seharusnya tidak berperan sebagai orang yang kaku dan harus
ditakuti, guru seharusnya berperan sebagai teman bagi peserta didiknya sehingga
peserta didik dapat beriteraksi dengan baik dalam membina pengetahuan baru.
d. Pada dasarnya guru itu
dijadikan sebuah panutan bagi peserta didiknya maka dari itu guru tidak
diwajibkan memberi contoh yang negativ kepada peserta didiknya, kadang ada guru
yang memiliki sifat yang buruk yaitu sering berkata kotor atau kasar di depan
peserta didiknya, itu sangat dilarang dalam aturan etika seorang guru, karena
apabila itu dihadapkan pada anak usia sekolah dasar sangat tidak pantas untuk
dilakukan.
e. Apabila peserta didik tidak
dilibatkan dalam pembelajaran praktik maka daya ingat dan pengetahuan peserta
didik tidak akan berkembang dengan baik, dan apabila diberi materi baru pasti
materi sebelumnya akan dilupakan
4) Peran guru
-
Guru hanyalah berfungsi sebagai mediator,
fasilitator, dan teman yang membuat situasi yang kondusif untuk terjadinya
konstruksi pengetahuan pada diri peserta didik.[10]
-
Guru-guru konstruktivistik mengakui dan menghargai dorongan diri
manusia/peserta didik untuk mnegkonstruksi pengetahuannya sendiri, kegiatan
pembelajaran yang dilakukan diarahkan untuk terjadinta aktivitas konstruksi
pengetahuan oleh peserta didik secara optimal[11]
d. Multiple Intelegence
1) Pengertian
-
Kemampuan untuk menyelesaikan permasalahan dan
menghasilkan produk dalam suatu setting yang bermacam-macam dan dalam situasi
yang nyata.
-
Kecerdasan seseorang bukan diukur dari tes tulis tetapi
bagaimana seseorang dapat menyelesaikan persoalan hidup yang nyata, bukan hanya
sekedar teori saja. Dalam proses pembelajarannya harus memperhatikan semua
kemampuan intelektual[12]
2) Kelebihan
a. Aktivitas pengajaran yang
disesuaikan dengan ragam kecerdasan yang dimiliki oleh siswa sedikit banyak
telah memunculkan semangat belajar dan rasa percaya diri pada setiap siswa.
Siswa digali kreativitasnya agar mereka dapat mempelajari pelajaran sesuai
dengan talenta yang ada pada mereka, misalnya melalui lagu, pantun, puisi, drama
dan lain-lain.
b. Melalui penerapan teori
Multiple Intelligence dalam pembelajaran fisika misalnya telah menggugurkan
anggapan bahwa pelajaran fisika (misal) itu sulit dan tidak menyenangkan.
Karena melalui teori ini guru memberikan kesempatan kepada para siswa untuk
mempelajari fisika sesuai dengan ragam kecerdasan yang dimilikinya.
c. Melalui teori Multiple
intelligence ini pula siswa belajar untuk lebih menggali potensi yang ada pada
dirinya dan dapat lebih menghargai talenta yang telah dianugerahkan Tuhan kepadanya.
Selain itu siswa juga belajar untuk menghargai kelebihan dan kekurangan
masing-masing, misalnya siswa yang biasanya dianggap bodoh karena selalu
mendapat nilai buruk dalam pelajaran ternyata mampu membuat puisi dan menggubah
syair lagu dengan konsep-konsep yang ada pada pelajaran tersebut dengan sangat
indah.
d. Metode ini juga sangat efektif karena mampu meningkatkan
aktivitas dan kreatifitas siswa dalam bentuk interaksi baik antara siswa dengan
guru maupun antara siswa dengan siswa lainnya.
3) Kelemahan
a. Sedikitnya waktu
pembelajaran yang tersedia sedangkan materi yang harus diajarkan sangat banyak.
Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dikatakan bahwa guru memiliki
kewenangan untuk memilih materimateri esensial yang akan diajarkan kepada
siswanya, sedangkan kenyataannya adalah masih adanya tes bagi siswa (ujian
nasional dan ujian sekolah contohnya), dengan soal-soal yang notabene bukan
berasal dari guru yang bersangkutan. Sedang pemahaman tentang materi mana yang
dianggap esensial dan materi mana yang kurang esensial bagi setiap guru bisa
saja berbeda-beda. Akhirnya, mau tidak mau guru harus mengajarkan semua materi
yang ada dalam buku paket.
b. Penerapan teori Multiple
Intelligence dalam proses pembelajaran fisika misalnya akan membuat siswa tidak
hanya duduk “manis” mendengarkan ceramah dari guru. Siswa diberi keleluasaan
untuk mencari tempat dimana mereka akan belajar.
4) Peran guru
a.
Guru perlu mengerti intelligentsia siswa-siswanya
(makanya guru perlu mampu melakukan
MIS, Multiple Intelligences Survei).
b.
Guru perlu mengembangkan model mengajar dengan berbagai
kecerdasan, bukan hanya kecerdasan yang menonjol pada dirinya.
c.
Guru perlu mengajar dengan intelegensi siswa, bukan
dengan intelegensinya yang berbeda dengan intelligensi siswa.
d.
Dalam mengevaluasi kemajuan siswa, guru perlu
menggunakan berbagai model yang cocok dengan intelegensi ganda, bukan hanya
dengan paper and test..[13]
[1]
Eveline Siregar dan Hartini, Teori
Belajar dan Pembelajaran (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), hlm. 25
[2]
Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran,
(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2007), hlm. 85
[3]
Ibid.,
[4]
Milya Sari. 2012. Ebook: Matrik
Perbandingan Teori-Teori Belajar Dalam Pembelajaran (behavioristik, kognitif-konstruktivisme,
humanistik, sibernetik).Online. http. Www.kajianipa.wordpress.com
[5]
Eveline Siregar dan Hartini, op.cit,
hlm. 43
[7]
Ibid.,
[8]
Eveline Siregar dan Hartini, op.cit,
hlm. 44
[9]
Ibid.,
[10]Sofan Amri dan Iif Khoiru
Ahmadi, Konstruksi Pengembangan Pembelajaran:Pengaruhnya terhadap Mekanisme
dan Praktik Kurikulum, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2010), hlm. 147
[11]
Milya Sari, op.cit, hlm. 5-6
[12]
Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, op.cit,
hlm. 145-146
[13]
Selvi aprilia. Multiple intelegence
Nice
ReplyDelete