My Life

Libatkan Allah dalam setiap urusan

Monday, December 22, 2014

Teori Pembelajaran (Pengertian, Kelebihan, Kelemahan, dan Peran Guru)



a.   Behavioristik

1)      Pengertian
Belajar adalah perubahan tingkah laku, yang merupakan hasil dai stimulus-respon.[1] Aliran ini menganggap. seseorang telah belajar jika ia telah mampu menunjukkan perubahan tingkah laku. Untuk membuat seseorang belajar, perlu adanya stimulus yang diberikan oleh pendidik. Penguatan merupakan factor penting dalam belajar, karena dapat memperkuat timbulnya respon berupa hasil belajar.
2)      Kelebihan
a)      Membiasakan guru untuk bersikap jeli dan peka pada situasi dan kondisi belajar.
b)      Metode behavioristik ini sangat cocok untuk memperoleh kemampuan yang menbutuhkan praktek dan pembiasaan yang mengandung unsur-unsur seperti: kecepatan, spontanitas, kelenturan, refleksi, daya tahan, dan sebagainya.
c)      Guru tidak banyak memberikan ceramah sehingga murid dibiasakan belajar mandiri. Jika menemukan kesulitan baru ditanyakan kepada guru yang bersangkutan.
d)     Teori ini cocok diterapkan untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan dominansi peran orang dewasa, suka mengulangi dan harus dibiasakan, suka meniru dan senang dengan bentuk-bentuk penghargaan langsung seperti diberi permen atau pujian.[2]
3)      Kelemahan
a)      Proses belajar dipandang sebagai kegiatan yang diamati langsung, padahal belajar adalah kegiatan yang ada dalam system syaraf manusia yang tidak terlihat kecuali melalui gejalanya.
b)      Proses belajar dipandang bersifat otomatis-mekanis sehingga terkesan seperti mesin atau robot, padahal manusia mempunyai kemampuan self regulation dan self control yang bersifat kignitif. Sehingga dengan kemampuan ini, manusia bias menolak kebiasaan yang tidak sesuai dengan dirinya.
c)      Proses belajar manusia yang dianalogikan dengan hewan sangat sulit diterima, mengingat ada perbedaan yang cukup mencolok antara hewan dan manusia.[3]
4)      Peran guru
Pendidik adalah orang yang mendominasi kegiatan pembelajaran. Tugasnya memindahkan pengetahuan ke orang yang belajar, dengan cara memberikan stimulus, penghargaan atau hukuman dalam kegiatan pembelajaran untuk mencapai hasil belajar yang baik. Guru menyampaikan materi pelajaran melalui ceramah, dan banyak tergantung pada buku teks. Tugas guru dalam proses pembelajaran adalah;
·         menentukan tujuan
·         menentukan matreri pelajaran
·         mengkaji materi pelajaran
·         menyusun sesuai dengan system informasi
·         menyajikan materi dan membimbing mahapeserta didik dengan pola sesuai materi pelajaran[4]

b.   Kognitif

1)      Pengertian
Belajar tidak hanya melibatkan stimulus dan respon. Lebih dari itu, belajar adalah melibatkan proses berfikir yang sangat kompleks. Pengetahuan yang dimiliki sebelumnya sangat mempengaruhi hasil belajar.[5]


2)      Kelebihan
a.       Sebagian besar dalam kurikulum pendidikan negara Indonesia lebih menekankan pada teori kognitif yang mengutamakan pada pengembangan pengetahuan yang dimiliki pada setiap individu.
b.      Pada metode pembelajaran kognitif pendidik hanya perlu memeberikan dasar-dasar dari materi yang diajarkan unruk pengembangan dan kelanjutannya deserahkan pada peserta didik, dan pendidik hanya perlu memantau, dan menjelaskan dari alur pengembangan materi yang telah diberikan.
c.       Dengan menerapkan teori kognitif ini maka pendidik dapat memaksimalkan ingatan yang dimiliki oleh peserta didik untuk mengingat semua materi-materi yang diberikan karena pada pembelajaran kognitif salah satunya menekankan pada daya ingat peserta didik untuk selalu mengingat akan materi-materi yang telah diberikan.
d.      Menurut para ahli kognitif itu sama artinya dengan kreasi atau pembuatan satu hal baru atau membuat suatu yang baru dari hal yang sudah ada, maka dari itu dalam metode belajar kognitif peserta didik harus lebih bisa mengkreasikan hal-hal baru yang belum ada atau menginovasi hal yang yang sudah ada menjadi lebih baik lagi.
e.       Metode kognitif ini mudah untuk diterapkan dan juga telah banyak diterapkan pada pendidikan di Indonesia dalam segala tingkatan[6]
3)      Kelemahan
a.       Pada dasarnya teori kognitif ini lebih menekankan pada kemampuan ingatan peserta didik, dan kemampuan ingatan masing-masing peserta didik, sehingga kelemahan yang terjadi di sini adalah selalu menganggap semua peserta didik itu mempunyai kemampuan daya ingat yang sama dan tidak dibeda-bedakan.
b.      Adakalanya juga dalam metode ini tidak memperhatikan cara peserta didik dalam mengeksplorasi atau mengembangkan pengetahuan dan cara-cara peserta didiknya dalam mencarinya, karena pada dasarnya masing-masing peserta didik memiliki cara yang berbeda-beda.
c.       Apabila dalam pengajaran hanya menggunakan metode kognitif, maka dipastikan peserta didik tidak akan mengerti sepenuhnya materi yang diberikan .
d.      Jika dalam sekolah kejuruan hanya menggunakan metode kognitif tanpa adanya metode pembelajaran lain maka peserta didik akan kesulitan dalam praktek kegiatan atau materi.
e.       Dalam menerapkan metode pembelajran kognitif perlu diperhatikan kemampuan peserta didik untuk mengembangkan suatu materi yang telah diterimanya.[7]
4)      Peran guru
Peranan guru menurut teori belajar kognitif ialah bagaimana dapat mengembangkan potensi kognitif yang ada pada setiap peserta didik. Jika potensi yang ada pada setiap peserta didik telah dapat berfungsi dan menjadi aktual oleh proses pendidikan di sekolah, maka peserta akan mengetahui dan memahami serta menguasai materi pelajaran yang dipelajari di sekolah melalui proses belajar mengajar di kelas.

c.    Konstruktivisme

1)      Pengertian
Memahami belajar sebagai proses pembentukan (konstruksi) pengetahuan oleh siswa. Pengetahuan ada di dalam diri seseorang yang sedang mengetahui dan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari otak guru kepada siswa.[8]
2)      Kelebihan
a.       Berfikir artinya, Dalam proses membina pengetahuan baru murid diajarkan berfikir untuk menyelesaikan masalah atau sebuah studi kasus dan dapat mengembangkanya menjadi sebuah ide atau membuat keputusan.
b.      Faham artinya, Dalam proses pembelajaran murid harus terlibat langsung dalam mengembangkan sebuah pengetahuan baru, sehingga peserta didik akan lebih faham dan boleh mengaplikasikanya dalam sebuah situasi.
c.       Daya ingat artintya, pada dasarnya dalam proses belajar murid harus terlibat secara langsung dengan aktif, sehingga mereka akan ingat lebih lama semua konsep yang ada yakni dengan cara murid melakukan pendekatan membina sendi kehafaman mereka. Dengan cara itu mereka akan yakin dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam situasi baru.
d.      Kemahiran sosial artinya, dalam proses belajar kemahiran sosial diperoleh apabila seorang murid berinteraksi dengan guru dan rekan dalam membina pengetahuan baru.[9]
3)      Kelemahan
a.       Kadang guru itu tidak memperhatikan muridnya secara keseluruhan misalkan guru tidak pernah memberi kesempatan pada peserta didiknya untuk menyelesaikan suatu masalah atau berdiskusi sehingga peserta didik hanya mendapat pembelajaran yang itu-itu saja, jadi pola pikir peserta didik tidak berkembang.
b.      Tidak semua guru atau pendidik itu mempunyai karakter atau sifat yang sama, pada dasarnya guru hanya memberi penjelasan saja saat pembelajaran sehingga peserta didik dituntut untuk hanya memahami saja tanpa terlibar secara langsung dalam mengaplikasikan sebuah situasi baru.
c.       Membahas tentang sifat seorang guru, guru seharusnya tidak berperan sebagai orang yang kaku dan harus ditakuti, guru seharusnya berperan sebagai teman bagi peserta didiknya sehingga peserta didik dapat beriteraksi dengan baik dalam membina pengetahuan baru.
d.      Pada dasarnya guru itu dijadikan sebuah panutan bagi peserta didiknya maka dari itu guru tidak diwajibkan memberi contoh yang negativ kepada peserta didiknya, kadang ada guru yang memiliki sifat yang buruk yaitu sering berkata kotor atau kasar di depan peserta didiknya, itu sangat dilarang dalam aturan etika seorang guru, karena apabila itu dihadapkan pada anak usia sekolah dasar sangat tidak pantas untuk dilakukan.
e.       Apabila peserta didik tidak dilibatkan dalam pembelajaran praktik maka daya ingat dan pengetahuan peserta didik tidak akan berkembang dengan baik, dan apabila diberi materi baru pasti materi sebelumnya akan dilupakan
4)      Peran guru
-          Guru hanyalah berfungsi sebagai mediator, fasilitator, dan teman yang membuat situasi yang kondusif untuk terjadinya konstruksi pengetahuan pada diri peserta didik.[10]
-          Guru-guru konstruktivistik mengakui dan menghargai dorongan diri manusia/peserta didik untuk mnegkonstruksi pengetahuannya sendiri, kegiatan pembelajaran yang dilakukan diarahkan untuk terjadinta aktivitas konstruksi pengetahuan oleh peserta didik secara optimal[11]

d.   Multiple Intelegence

1)      Pengertian
-          Kemampuan untuk menyelesaikan permasalahan dan menghasilkan produk dalam suatu setting yang bermacam-macam dan dalam situasi yang nyata.
-          Kecerdasan seseorang bukan diukur dari tes tulis tetapi bagaimana seseorang dapat menyelesaikan persoalan hidup yang nyata, bukan hanya sekedar teori saja. Dalam proses pembelajarannya harus memperhatikan semua kemampuan intelektual[12]
2)      Kelebihan
a.       Aktivitas pengajaran yang disesuaikan dengan ragam kecerdasan yang dimiliki oleh siswa sedikit banyak telah memunculkan semangat belajar dan rasa percaya diri pada setiap siswa. Siswa digali kreativitasnya agar mereka dapat mempelajari pelajaran sesuai dengan talenta yang ada pada mereka, misalnya melalui lagu, pantun, puisi, drama dan lain-lain.
b.      Melalui penerapan teori Multiple Intelligence dalam pembelajaran fisika misalnya telah menggugurkan anggapan bahwa pelajaran fisika (misal) itu sulit dan tidak menyenangkan. Karena melalui teori ini guru memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mempelajari fisika sesuai dengan ragam kecerdasan yang dimilikinya.
c.       Melalui teori Multiple intelligence ini pula siswa belajar untuk lebih menggali potensi yang ada pada dirinya dan dapat lebih menghargai talenta yang telah dianugerahkan Tuhan kepadanya. Selain itu siswa juga belajar untuk menghargai kelebihan dan kekurangan masing-masing, misalnya siswa yang biasanya dianggap bodoh karena selalu mendapat nilai buruk dalam pelajaran ternyata mampu membuat puisi dan menggubah syair lagu dengan konsep-konsep yang ada pada pelajaran tersebut dengan sangat indah.
d.       Metode ini juga sangat efektif karena mampu meningkatkan aktivitas dan kreatifitas siswa dalam bentuk interaksi baik antara siswa dengan guru maupun antara siswa dengan siswa lainnya.
3)      Kelemahan
a.       Sedikitnya waktu pembelajaran yang tersedia sedangkan materi yang harus diajarkan sangat banyak. Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dikatakan bahwa guru memiliki kewenangan untuk memilih materimateri esensial yang akan diajarkan kepada siswanya, sedangkan kenyataannya adalah masih adanya tes bagi siswa (ujian nasional dan ujian sekolah contohnya), dengan soal-soal yang notabene bukan berasal dari guru yang bersangkutan. Sedang pemahaman tentang materi mana yang dianggap esensial dan materi mana yang kurang esensial bagi setiap guru bisa saja berbeda-beda. Akhirnya, mau tidak mau guru harus mengajarkan semua materi yang ada dalam buku paket.
b.      Penerapan teori Multiple Intelligence dalam proses pembelajaran fisika misalnya akan membuat siswa tidak hanya duduk “manis” mendengarkan ceramah dari guru. Siswa diberi keleluasaan untuk mencari tempat dimana mereka akan belajar.
4)      Peran guru
a.       Guru perlu mengerti intelligentsia siswa-siswanya (makanya guru perlu mampu melakukan   MIS, Multiple Intelligences Survei).
b.      Guru perlu mengembangkan model mengajar dengan berbagai kecerdasan, bukan hanya kecerdasan yang menonjol pada dirinya.
c.       Guru perlu mengajar dengan intelegensi siswa, bukan dengan intelegensinya yang berbeda dengan intelligensi siswa.
d.      Dalam mengevaluasi kemajuan siswa, guru perlu menggunakan berbagai model yang cocok dengan intelegensi ganda, bukan hanya dengan paper and test..[13]


[1] Eveline Siregar dan Hartini, Teori Belajar dan Pembelajaran (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), hlm. 25
[2] Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2007), hlm. 85
[3] Ibid.,
[4] Milya Sari. 2012. Ebook: Matrik Perbandingan Teori-Teori Belajar Dalam Pembelajaran (behavioristik, kognitif-konstruktivisme, humanistik, sibernetik).Online. http. Www.kajianipa.wordpress.com
[5] Eveline Siregar dan Hartini, op.cit, hlm. 43
[6] Afid Burhanuddin, Analisis Teori Belajar,( afidburhanuddin.wordpress.com)
[7] Ibid.,
[8] Eveline Siregar dan Hartini, op.cit, hlm. 44
[9] Ibid.,
[10]Sofan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi, Konstruksi Pengembangan Pembelajaran:Pengaruhnya terhadap Mekanisme dan Praktik Kurikulum, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2010), hlm. 147
[11] Milya Sari, op.cit, hlm. 5-6
[12] Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, op.cit, hlm. 145-146
[13] Selvi aprilia. Multiple intelegence

1 comments :