buat teman teman yang mau nyari referensi tentang ini silahkan..
semoga bermanfaat dan barokah..
1. Pandangan tokoh muslim
No.
|
Tokoh
|
Pandangan tentang belajar
|
1.
|
Miskawih
|
·
Ilmu yang harus dipelajari:
Ibn Maskawaih menyebutkan
tiga hal pokok yang dapat dipahami sebagai materi pendidikan akhlak. Tiga hal
pokok tersebut adalah (1) hal-hal yang wajib bagi kebutuhan tubuh manusia,
(2) hal-hal yang wajib bagi jiwa, dan (3) hal-hal yang wajib bagi hubungan sesama
manusia.[1] Ketiga pokok
materi tersebut menurut Ibn Miskawaih dapat diperoleh dari ilmu-ilmu yang
secara garis besar dapat dikelompokan menjadi dua. Pertama ilmu-ilmu yang
berkaitan dengan pemikiran yang selanjutnya disebut al-ulum al-fikriyah, dan
kedua ilmu-ilmu yang berkaitan dengan indera yang selanjutnya disebut al-ulum
al-hissiyat.[2]
·
Syarat guru: (1) bisa dipercaya; (2)
pandai; (3) dicintai; (4) sejarah hidupnya tidak tercemar dalam masyarakat;
(5) bisa menjadi panutan; (6) akhlaqnya lebih mulia daripada murid-muridnya.[3]
·
Cara Belajar :
1. Niat dan motivasi yang bersungguh-sungguh
untuk berlatih terus menerus dan menahan diri.
2. Menjadikan semua pengetahuan dan pengalaman
orang lain sebagai cermin bagi dirinya.
3. Bergaul dengan orang soleh.
4. Tidak ujub.
5. Sabar akan sehat jiwa sebagai nikmat.
6. Terus menerus mencari aib diri sendiri.[4]
·
Waktu belajar: harus
dilakukan secara dini, terus menerus dan tidak menunggu waktu.
|
2.
|
Al-Qabisi
|
·
Ilmu
yang harus dipelajari:
Dari kurikulum Ijbari
terdiri daripada kandungan
ayat-ayat Al-Qur’an seperti sembahyang dan doa-doa. Sebagian para ahli
mengatakan bahwa ilmu nahwu dan bahasa arab merupakan persyaratan mutlak
untuk memantapkan baca Al-Qur’an, tilawah, menulis dan hafalan[6]
Kurikulum
Ikhtiyari
Menurut Al-Qabisiy ikhtiyari
adalah : ilmu tentang berhitung, sya'ir, kisah-kisah masyarakat Arab,
sejarah islam, dan ilmu nahwu serta bahasa arab lengkap.[7]
·
Syarat guru: Pendidik, mu'allim atau guru menjadi
perhatian tersendiri bagi beliau, kualitas guru menurut beliau tidak harus
yang hafidz Al-Qur'an, tetapi beliau lebih menekankan kesiapan guru dalam
mengamalkan kandungan al-Qur'an, memahami rahasia dan makna didalamnya,
melalui pengusaan ilmu-ilmu yang membantu pemahaman ini. Dan juga
pemikirannya tentang tidak bolehnya guru menghukum bodoh dan rendah
intelektual para muridnya.[8]
·
Cara Belajar
-
Misalnya cara menghafal Al-Quran dan belajar menulis
langkah-langkah adalah berdasarkan pemilihan waktu-waktu yang terbaik, yaitu
waktu pagi-pagi selama seminggu terus-menerus dan baru beristirahat sejak
waktu dhuhur hari Kamis sampai dengan hari Jum’at. Kemudian belajar lagi pada
hari Sabtu pagi hingga minggu berikutnya.
Al-Qabisiy juga mengemukakan metode belajar yang efektif, yaitu menghafal, melakukan latihan dan demonstrasi[9].
·
Cara mengajar (Metode Pembelajaran)
-
Manghafal
yang didahului pengalaman
-
Praktik/latihan
-
Mendemonstrasikan
pengalaman[10]
·
Waktu :. Pada pagi hari Sabtu sampai Kamis itu dianggap
satu kali pembelajaran.[11]Sabtu sampai Kamis hari aktif belajar, dan
jum’at adalah hari libur
Jam
07.00-11.30 waktu belajar I
Jam
11.30-13.00 waktu istirahat
Jam
13.00-15.00 waktu belajar II[12]
|
3.
|
Ibnu Sina
|
·
Ilmu yang harus dipelajari :
1. Untuk 3 – 5 tahin: mata pelajaran olah raga, budi pekerti, kebersihan, seni suara, dan
kesenian.
2. Untuk anak usia 6 - 14 tahun adalah mencakup
pelajaran membaca dan menghafal al-Qur'an, pelajaran agama,
pelajaran sya'ir, dan pelajaran olah raga. Dan di umur 6 tahun
anak-anak wajib dipasrahkan ke pada guru.[13]
·
Syarat guru: guru
yang berakal cerdas, beragama, mengetahui cara mendidik akhlak, cakap dalam
mendidik anak, berpenampilan tenang, jauh dari berolok-olok dan main-main
dihadapan muridnya, tidak bermuka masam, sopan santun, bersih dan suci murni.[14]
·
Cara belajar
·
Cara mengajar: metode talqin, demonstrasi, pembiasaan dan teladan, diskusi,
magang, dan penugasan.[15]
·
Waktu belajar: dimulai sejak dini (kecil) sehingga murid
terbiasa untuk membiasakan akhlak yang telah dipelajari.
|
4.
|
Al-Ghazali
|
·
Ilmu yang harus dipelajari: ilmu – ilmu yang wajib ‘aini bagi setiap
Muslim itu adalah ilmu – ilmu agama dengan segala jenisnya, mulai dari kitab
Allah, ibadat yang pokok seperti shalat, puasa, zakat dan sebagainya (yang
paling utama adalah ilmu agama dengan segala cabangnya)
·
Syarat guru: guru
yang selain cerdas dan sempurna aklanya, juga guru yang baik akhlaknya dan
kuat fisiknya. Dengan kesempurnaan akal ia dapat memiliki berbagai ilmu
pengetahuan secara mendalam, dan dengan akhlaknya yang baik ia dapat menjadi
contoh dan teladan bagi para muridnya, dan dengan kuat fisiknya ia dapat
melaksanakan tugas mengajar, mendidik dan mengarahkan anak – anak muridnya.[16]
·
Cara belajar:
1. Mendahulukan kebersihan jiwa
2. Menurangi kesenangan duniawi
3. Sederhana dalam hal makanan
4. Brsikap rendah hati
5. Belajar dengan bertahap[17]
·
Cara mengajar: Berwudlu’, menghindar dari dosa, teladan
(guru/ sumber belajar terbaik), Pembiasaan.[18]
·
Waktu
belajar: pada pagi hari karena pikiran akan mudah untuk mengerti apa yang
telah di pelajari.
|
5.
|
Al-Zarnuji
|
·
Syarat guru: guru
sebaiknya yang lebih alim, wara’, dan umurnya lebih tua.[20]
Guru juga harus mempunyai kesalehan sebagai aktualisasi keilmuan yang
dimiliki serta beryanggung jawab terhaap amanat tang diemban untuk menggapai
ridho Allah.[21]
·
Cara belajar: niat belajar, memilih guru dan teman,
menghormati ilmu dan ulama’, ketekunan, tawakal kepada Allah[22]
·
Cara mengajar : Niat yang benar, Pribadi suci (jangan
banyak berbuat dosa), Memilih materi, guru & teman lingkungan, banyak
bertanya, baik antar guru & siswa.[23]
·
Waktu Belajar : waktu yang paling baik adalah ketika
seorang murid memiliki waktu yang efektif yaitu ketika pikiran dan fisik siap
menerima pelajaran.
|
6
|
Ibnu Jama’ah
|
·
Ilmu yang harus dipelajari : fiqh, shalat, zakat, haji dan lain sebagainya
yang kesemuanya berkaitan dengan tata cara beribadah kepada Allah Swt, ilmu
fardhu kifayah, yaitu ilmu yang kebutuhannya hanya dalam saat-saat tertentu
saja seperti ilmu shalat jenazah,
·
Syarat guru: Pertama,
menjaga akhlak selama melaksanakan tugas pendidikan. Kedua, tidak
menjadikan profesi guru sebagai usaha untuk menutupi kebutuhan ekonominya. Ketiga,
mengetahui situasi social kemasyarakatan. Keempat, kasih saying dan
sabar. Kelima, adil dalam memperlakukan peserta didik. Keenam,
menolong dengan kemampuan yang dimilikinya.
·
Cara belajar:
1. Sahur untuk menghafal, pagi untuk diskusi,
siang untuk menulis, dan malam untuk mengkaji ulang.
2. Sehat badan (makanan halal, bergizi)
3. Jangan malu bertanya, berkata atau berdialog
·
Cara mengajar
1. Hafalan
2. kondisi yang mendukung
3. Ruang ekspresi
4. Praktik kebaikan
5. Hubungan baik antar guru dan siswa.[24]
·
Waktu Belajar:
|
[1]Abuddin
Haji, Pemikiran Para TokohPemikiran Islam, (Jakarta:
RajaGrafindoPersada, 2003), hlm., hlm 12
[2]
Abdul Kholiq, dkk, Pemikiran
Pendidikan Islam, Kajian Tokoh Klasik dan Kontemporer, Cet. I. ( Semarang:
Pustaka Pelajar Offset, 1999), Hlm, 12.
[3]
Unname.Akhlak Guru, 26/02/2011
10:37:54, suara islam.com
[4]Slide
ppt perkuliahan Pak Karim
[5]
July S, Konsep pendidikan Ibn Miskawaih,
publish http://julysyawaladi.blogspot.com, pada 19 Desember 2011
[6]
Ali Al-Jumbulati dan Abdul Futuh
At-Tuwaanisi, Perbandingan Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Rineka Cipta). hlm. 83
[10]
Penjelasan Pak Karim dalam matakuliah teori belajar dan pembelajaran
[11]
Abudin
Nata, Pemikiran Para Tokoh Pendidikan
Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001) cetakan: Kedua, hlm. 34
[12]Penjelasan
Pak Karim dalam matakuliah teori belajar dan pembelajaran
[13]Syamsul
Kurniawan dan Erwin Mahrus. Jejak Pemikiran Tokoh Pendidikan Islam,
hlm. 78.
[14]
Ibn Sina, Al-Siyasah fi al-Tarbiyah, (Mesir, Majalah al-Masyrik, 1906)
[15]
Tafsir, Ahmad. Filsafat Pendidikan
Islami Integrasi Jasmani, Rohani Dan Kalbu Memenausiakan Manusia., hlm.
74-76.
[16]
Fathiyah Hasan Sulaiman, Sitem Pendidikan Versi Al – Ghazali , (terj).
Fathur Rhamat May dan Syamsudin Asyrafi, dari judul asli Al – Mazhabut
Tarbawi ‘idn Al – Ghazali , (Bandung ; Al – Ma’arif, 1986), Cet I
[17]
Baharuddin, dan Esa Nur, Teori
Belajar dan Pembelajaran(Jogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2007), hlm. 45-47
[18]
Penjelasan Pak Karim dalam matakuliah teori belajar dan pembelajaran
[19]
Penjelasan Pak Karim dalam matakuliah teori belajar dan pembelajaran
[20]
Baharuddin, dan Esa Nur, op.cit, hlm.
54
[21]
Ibid., hlm. 56
[22]
Ibid., hlm. 52
[23]
Penjelasan Pak Karim dalam matakuliah teori belajar dan pembelajaran
[24]
Penjelasan Pak Karim dalam matakuliah teori belajar dan pembelajaran
Allahu a'lam
0 comments :
Post a Comment