Lulus dengan gelar sarjana
pendidikan dan berkecimpung di dunia pendidikan sangat membutuhkan semangat dan
keikhlasan yang super maksimal. Jika teman jurusan lain bekerja dikantoran
dengan AC dan gaji yang cukup memadahi. Aku malah memilih jalan ini, mengabdi
di sekolah. Rasa kekurangan, gaji yang minim, keteguhan untuk berhemat,
keinginan membeli makanan yang disukai tapi tak dapat dibeli, dan seterusnya.
Dua
tahun lalu, masih saya ingat dengan jelas, bahkan sangat terngiang di telinga
saya tenang gaji seorang guru. Tapi tak saya sangka seminim ini. Saya
benar-benar merasakannya. Rasa tidak dihargai apa yang saya lakukan, apa yang
saya kerjakan, dan apa yang saya bagikan kepada mereka (muridku tercinta), terus
ada dalam hati yang terdalam.
Pada
akhirnya ada seseorang yang datang dan berkata, “Jika kamu merasa apa yang
kamu dapakan tak sebanding dengan apa yang kamu lakukan, percayalah Allah akan
membalas semuanya dengan kebaikan”
Kata itu menjadi motivasi tersendiri
dalam hati. Hati dan pikiran mencoba untuk mengikhlaskan.
Pada
hari-hari berikutnya, seseorang itu juga berkata, “Carilah rezeki diluar
dari mengajar dan mendidik”
Dari hal itu, membuatku mengerti
bahwa initinya kita harus mencari pekerjaan atau hal lain diluar sekolah.
“Memilih untuk menjadi guru tidak
menjadikan saya kaya (kata2 dari seseorang). Tapi dengan profesi ini semua akan
bermakna.”
Karena berbagi ilmu adalah pekerjaan
yang mulia, saya akan berusaha tetap dalam jalur saya ini. Rasa yakin akan
datang kebaikan dengan saling berbagi ilmu Insya Allah akan tetap terjaga
disini, dalam hati. Amiin. :)
saat mereka beristirahat, bermain
saat mereka ujian semester ganjil
saat mereka latihan untuk pementasan pengambilan rapot
Semoga akan selalu terjaga niat baik ini.
Allahu a’lam
tetep semangat
ReplyDeletehanya allah yg maha tau
iya...hrus semangat. :)
Delete