kitab fahul majid |
Definisi
sifat Wahdaniyah adalah sesungguhnya Allah SWT adalah Mahaesa
dalam hal Dzat, Sifat, maupun perbuatan-Nya.
Yang dimaksud dengan Mahaesa dalam Dzat
(كون الله واحدا في الذات) adalah
tidak ada satu dzat-pun yang menyerupai Dzat milik Allah SWT, dan Dzat-Nya
tidaklah tersusun dari bagian-bagian, karena dzat yang tersusun-susun merupakan
salah satu sifat yang dimiliki oleh makhluq, sedangkan Allah SWT mustahil
mempunyai sifat sebagaimana sifatnya para makhluq.
Allah SWT tidak mungkin mempunyai dua
sifat yang sama persis dalam segi nama sekaligus makna, misalnya; dua sifat
Qudrat, dua sifat Irodah, dua sifat Ilmu, dan lain-lain. Akan tetapi Allah SWT
hanya mempunyai satu sifat Qudrat, satu sifat Irodah, satu sifat Ilmu, dan
lain-lain.
Yang dimaksud dengan pernyataan Mahaesa
dalam perbuatan (كون الله واحدا في الأفعال) adalah
tidak ada satu pun yang bisa melakukan perbuatan yang sama dengan perbuatan
Allah SWT, baik berupa perbuatan Ikhtiyariyah (boleh memilih) maupun
Idthiraruriyah (bersifat memaksa).
Dengan perbuatan Ikhtiyariyah yang
bersifat kasb semata ini, Allah SWT memberi pahala kepada kita
melalui anugerah-Nya, dan menyiksa kita karena keadilan-Nya. Seluruh perbuatan
pada hakikatnya berasal dari Allah SWT, misalnya; mu’jizat yang dimiliki oleh
para Rasul AS dan karamah yang hanya dimiliki oleh para wali, semua itu
merupakan makhluq yang dimiliki oleh Allah SWT.
Apabila Allah SWT sudah pasti mempunyai
sifat Wahdaniyah, maka Dia tidak mungkin mempunyai 5 macam Kamm yang
sudah masyhur di tengah-tengah kita. Kelima kamm tersebut antara lain;
& Kamm Munfasil fii Dzat. Yaitu
adanya dzat yang menyerupai Dzat Allah SWT
& Kamm Muttashil fii Dzat. Yaitu
Dzat Allah SWT tersusun dari bagian-bagian (juz-juz) sebagaimana dzat manusia
yang tersusun dari daging, tulang, darah, dll.
& Kamm Munfashil fii Sifat. Yaitu
adanya sesuatu yang mempunyai sifat yang serupa dengan sifat Allah SWT.
& Kamm Muttashil fii Sifat. Yaitu
Allah SWt tidak mungkin mempunyai dua sifat yang sama nama dan maknanya,
misalnya; dua sifat Qudrat, dua sifat Irodah, dll.
Jadi
sifat Qudrat maupun Irodah Allah SWt jumlahnya tidak terbilang (tidak banyak),
sehingga sifat Qudrat yang digunakan oleh Allah SWT untuk menciptakan perkara
yang kecil sama dengan sifat Qudrat yang Dia gunakan untuk menciptakan perkara
yang besar. Begitu juga sifat Irodah maupun sifat Ilmu Allah SWT yang digunakan
untuk menciptakan perkara yang sedikit sama dengan sifat irodah yang digunakan
untuk menciptakan perkara yang banyak.
& Kamm Munfasil fii Af’al. Yaitu
tidak ada satu makhluq pun yang mempunyai perbuatan yang sama dengan perbuatan
Allah SWT. Semua perbuatan pada hakikatnya adalah makhluq Allah SWT, dan Allah
SWT yang menciptakan semua perbuatan itu. Firman Allah SWT : والله
خالق كل شيئ خلقكم وما تعملون
Sebagian ulama’ menyatakan bahwa tidak
ada Kamm Muttashil di dalam perbuatan Allah SWT, akan tetapi menurut sebagian
yang lain, terdapat Kamm Muttashil di dalam perbuatan Allah SWT. Sedangkan
makna dari Kamm Muttashil fii Af’al adalah Allah SWT mempunyai sekutu
yang menolong-Nya untuk melakukan suatu perbuatan.
Sesungguhnya Kamm itu bermakna bilangan
(‘Adad), sedangkan yang dinafikan dari Allah SWT atau yang mustahil dimiliki
oleh Allah SWT adalah sesuatu yang disebabkan oleh keberadaan Kamm. Jadi,
yang dimaksud dengan ketiadaan Kamm Munfashil fii Dzat adalah ketiadaan sekutu
bagi Allah SWT, karena ‘sekutu’ itu disebabkan oleh keberadaan Kamm, dst.
Dalil sifat Wahdaniyah adalah
keberadaan dan tersusunnya alam semesta. Seandainya Allah SWT mempunyai sekutu
dalam ketuhanan-Nya, maka akan menimbulkan kerusakan sebagaimana firman Allah
SWT لوكان فيهما ألهة إلا الله لفسدتا (Seandainya di langit dan di bumi ada tuhan
selain Allah, niscaya keduanya akan rusak). Yang dimaksud dengan rusaknya
langit dan bumi adalah keduanya tidak mungkin terwujud sebagaimana keadaan dan
bentuk yang ada sekarang ini. Kenyataannya langit dan bumi tidaklah rusak,
sehingga Allah SWT tidak mungkin mempunyai sekutu dalam penciptaan, sehingga
tetaplah sifat Wahdaniyah bagi Allah SWT. Dan jika Allah SWT mempunyai sifat
Wahdaniyah, maka mustahil Dia mempunyai sifa Ta’addud (berbilang) yang
merupakan kebalikan dari sifat Wahdaniyah.
Allahu a'lam
0 comments :
Post a Comment