My Life

Libatkan Allah dalam setiap urusan

Saturday, December 26, 2015

Adab Membaca Al-Qur'an


Diantara adab membaca Al-quran yang terpenting adalah:

1.    Memperhatikan niat ikhlas disaat mempelajari Al-Qur`an dan ketika membacanya.

Dikarenakan membaca Al-Qur`an adalah ibadah yang dengan ibadah tersebut bertujuan untuk bertemu dengan wajah Allah. Setiap amal ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah tanpa disertai dua syarat diterimanya amal – yaitu ikhlas dan sesuai tuntunan syariat – maka amalan tersebut akan tertolak. An-Nawawi mengatakan: Yang pertama kali diperintahkan bagi seorang Qari’ Al-Qur`an adalah keikhlasan dalam membaca Al-Qur`an, dan hanya menghendaki perjumpaan dengan wajah Allah subhanahu wata’ala dari bacaan Al-Qur`an tersebut, dan tidak menghendaki pencapaian sesuatu selain itu”[1]

2.    Anjuran untuk mengingat Al-quran an memperbarui bacaan Al-quran

Mengingat-ingat Al-Qur`an maksudnya adalah dengan membiasakan diri membaca Al-Qur`an dan selalu berupaya mengingatnya. Adapun memperbaruinya adalah dengan memperbaharui untuk konsisten mempelajarinya dan membacanya[2].

3.    Ketika membaca Al-quran, mulut hendakya bersih. Tidak berisi makanan, sebaiknya sebelum membaca Al-quranmulut dan gigi dibersihkan terlebih dahulu.

Sebaiknya seorang qari’ (pembaca) jika akan membaca Al-quran membersihkan giginya terlebih dahulu baik dengan cara bersiwak (memakai kayu arok) atau cara lain, misalnya menyikat gigi. Yang terbaik adalah dengan menggunakan kayu arok (biasanya dibawa jamaah haji dari Makkah)

4.    Khusyu membaca dan merenungi maknanya dengan penghayatan

Penghayatan akan Kitabullah merupakan kunci pembuka bagi setiap ilmu dan pengetahuan, dan akan menghasilkan setiap kebaikan dan setiap ilmu akan dapat disadur dari Kitab- Nya. Dan dengan penghayatan ini akan menambah keamanan didalam hati, dan akan mengokohkan pohon keamanan tersebut.

5.    Suci dari hadas besar dan kecil.

Disunnahkan membaca Al-quran sesudah wudhu, dalam keadaan bersih, sebab yang dibaca adalah wahyu Allah. Jika ada yang membaca Al-quran  dalam keadaan berhadas (kecil) maka menurut ijma (kesepakatan umat Islam) itu di perbolehkan. Hadis- hadis yang menerangkan hal itu banyak sekali. Imam Al-Haramayn berkata: Jika ada yang membaca Al-quran yang hadas kecil maka ia tidak dikatakan orang yang melaukan perbuatan makruh. Ia hanya meninggalkan keutamaan. Jika ia tidak menemukan air, ia boleh bertayamum[3].

Dan hal ini sesuai dengan hadits dari Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma ketika beliau menginap dibibi beliau Maimunah istri Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau berkta, “Hingga ketika sampai pada pertengahan malam kurang atau lebih, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam terjaga lalu beliau duduk dan mengusap wajahnya dengan kedua tangan beliau, kemudian beliau membaca sepuluh ayat terakhir dari surat Ali Imran, lantas  beliau bangun dan menuju ketempat air yang tergantung lalu berwudhu` darinya dan membaguskan wudhu`nya”[4]

Sementara itu orang yang sedang junub atau haid daharamkan membaca  Al-quran, sedikit ataupu banyak. Yang di perbolehkan baginya adalah meresapi bacaan Al-quran tanpa melafalkan dengan lidahnya. Boleh juga bagi yang junub dan haid untuk melihat mushaf  dan membacanya dengan hati tanpa gerak lidah[5].

6.    Mengambil Al-quran hendaknya dengan tangan kanan.dan sebaiknya memegangnya dengan kedua tangan.

7.    Menjaga mata dan mulut

Masalah penting yang harus diperhatikan oleh pengemban Al-quran adalah menghormatinya, dengan menjauhi perbuatan perbuatan yang kurang baik yang kepar tak diperhatikan oleh qari’. Mereka semestinya menjauhi tertawa yang berlebihan, mengobrol tak karuan mengenai hal hal yang tidak penting dan lain-lain yang bisa mengirangi penghormatan terhadap Al-quran.

Pengemban Al-quran hendaklah mengamalkan nasehat Ibn Abi Dawud dari Abdullah bin Umar bin Khattab r.a. bahwa, “Ia jika membaca Al-quran tidak berbicara kecuali setelah selesai sampai batas bacaan yang dinginkannya”. Ini diriwayatkan oleh Bukhari dalam Shahih-nya.[6]

8.    Disunnahkan membaca Al-quran di tempat yang bersih.

Misalnya di rumah, surau, mushollah, dan di tempat-tempat lain yang dianggap bersih. Tapi yang paling utama di masjid.

Adapun para ulama berbeda pendapat mengenai kemakruhan. Menurut beberapa sahat, tidak makruh membaca Al-quran di kamar mandi. Pendapat itu berasal dari dari ulama yang agung seperti  Abu Bakar bin Al-Mundzir dalam kitab Al-Asyraf. Namun beberapa para ulama salaf memakruhkannya misalnya Amir Al Mukminin Ali bin Abu Tholib ra. Al-Sya’bi berkata, “Adalah makruh membaca Al-quran di tiga tempat: kamar mandi, tempat buang air besar atau kecil, dan tempat penggilingan yang sedang berputar”[7].

9.    Menghadap kiblat

Di sunnahkan membaca Al-quran dengan menghadap kiblat. Pembaca Al-quran juga di harapkan duduk dengan tenang, penuh kharisma seraya menundukkan kepala. Duduknya seperti seorang murid di depan gurunya. Inilah sikap yang paling sempurna dan mulia. Tetapi, kalaupun yang membaca Al-quran sambil berdiri, berbaring atau tiduran, itupun diperbolehkan dan berpahala, meski tidak seperti yang duduk sempurna.


[1] Al-Adzkaar hal. 160 Daar Al-Huda, cet. Ketiga 1410 H
[2] Lihat didalam Fathul Baari ( 8 / 697 – 699 ) , cet. Daar Ar-Rayyan lit-Turats
[3] Imam Nawawi.Adab Mengajarkan Al-Qur’an. 2001. Jakarta:Hikmah, hal.72
[4] HR. Al-Bukhari (183) dan Muslim (673)
[5] Imam Nawawi.Adab Mengajarkan Al-Qur’an. 2001. Jakarta:Hikmah,hal.73
[6] Imam Nawawi,Menjaga Kemuliaan Al-Quran. 1996. Bandung: Al-Bayan, hal 95
[7] Ibid, hal. 76
 
Allahu a'lam

0 comments :

Post a Comment