My Life

Libatkan Allah dalam setiap urusan

Sunday, October 21, 2012

MY TRUE STORY

MY TRUE STORY
PART 2
Mau tak mau aku harus meninggalkan semua yang tersisa di SMKN 5, aku tak tau ini akan seperti  ini.Semua ini membuat kerisauan hati menjadi meningkat. Tapi tetap kujalani kehidupanku tanpa dengan melihat Exel yang ku cintai.
Akhirnya tiba saatnya aku masuk perguruan Tinggi, dan ternyata aku diterima di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dengan dapat beasiswa, aku senang. Kesenanganku ini tak terbayangkan. Beribu rasa syukur aku tunjukkan kepada Allah yang telah memeberikan semua keindahan dalam hidupku ini. Tak dapat aku bayangkan sebelumnya  jika aku dapat  seperti ini.
Akupun juga tinggal di ma’had [1] disana  mmemrupakan tempat yang paling indah, tempat untukku menggali keimananku. Tak dapat terbayangkan tempat itu. Tempat dimana aku tinggal bersama teman-temaku.
Di ma’had  aku banyak menerima ilmu tentang kehidupan yang selamaini belum aku lakukan secara sempurna. Aku banyak belajar tentang Allah. Setiap pagi buta yang menghendaki embun datang, sebalum fajar menampakkan wajahnya, sebelum kicauan burung terdengar merdu, aku selalu membuka mataku. Mencoba menghirup dinginnya udara yang tak terbayangkan sejuknya. Kulanjutkan unutuk melangkahkan kaki yang begitu bbera untuk kulangkahkan. Kucoba mendekatkan diri ke kamar mandi. Berwudhu itulah tujuanku. Niat dan langkah-langkah yang kujalani untuk berwdhu begitu kurasakan sangat menyentuh hatiku ini.
Bersama teman-temanku...jio,mbak amanah,mbak sari,ima,mkak khoir,ita dan mbak sinta. Kami berdelapan satu kamar. Kami begiitu kompak dalam setiap hal. Mbak sari yang selalu membangunkan jika waktu sholat subuh telah mendekat. Kami satu sama lain selalu memberi semangat yang bisa menggugah satu sama lainnya.
Jika waktu subuh tiba, aku dan teman-teman menuju mas ul (masjid ulul albab), aku yang tinggal di lantai paling atas,lantai 4 merasa sangat berat untuk turun ke masjid. Apalagi aku tinggal di mabna[2] ABA. Sebenarnya  di ma’had ku ini,Ma’had Sunan  Ampel Al-‘Ali, khususnya di mahasantri putri ada empat mabna. Yaitu mabna ABA (Asma’Binti Abi Bakar),USA (Ummu Salamah),FAZA (Fatimah Az-Zahro),dan KD(Khodijah Al-Kubro). Letak mabna ABA,paling jauh dari masjid. Awalnya aku merasa keneratan jika ke masjid, hingga ke masjid harus di absen sama musyrifah[3]. Akhirnya akupun rajin  ke masjid, tapi kali ini  aku luruskan niatku untuk ke masjid karena Allah , bukan karena absen. Tapi aku akui aku dan teman-teman malas untuk ke masjid,tapi dengan seiring waktu, aku mulai rajin dan aku mulai mengerti ini adalah tugas dan kewajibanku untuk dapat rajin, kerena aku disini karena beasiswa, dan aku sadar harusnya aku menjadi contoh bagi teman yang lain. Aku tidak ingin korupsi, karena uang beasiswa yang aku terima dari pemerintah, dan aku diberi tugas untuk dapat menjadi penerus bangsa kelak. Akupun tak mau mengecewakan orang-orang yang telah menaruh harapan besar seperti itu. Harus ada suatu umpan balik dariku untuk dapat membalas itu semua yaitu dengan menjadi yang terbaik di setiap tempat yang ku lawati.
Setelah sholat, sholawatan, dzikir, dan berdoa. Aku dan teman-teman harus meluncur ke kegiatan berikutnya. Padahal mata ini menghendaki untuk dapat menutup. Tapi apapun alasan mata ingin menutup, aku tetap memaksakan mata untuk selalu tetap terjaga. Bahkan tubuh ini menginginkan untuk dapat bersandar, tapi tetap ku tolak keinginan itu. Aku hanya bisa minta maaf karena tak meghiraukan keinginan keduanya.




[1] Ma’had (bahasa Arab), artinya pondok ,tempat untuk mengkaji dan menperdalam ilmu agama
[2] Mabna (bahasa Arab, artinya gedung)
[3]  Musyrifah (bahasa Arab), artinya pembimbing pondok

0 comments :

Post a Comment