My Life

Libatkan Allah dalam setiap urusan

Wednesday, March 25, 2015

Landasan Teori Pembelajaran Berbasisi Budaya



Von Glasersfeld dalam Suparno menyatakan bahwa konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita adalah konstruksi (bentukan) kita sendiri.[1] Dari pengertian di atas, dapat dipahami bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang berlangsung secara interaktif antara faktor intern pada diri pebelajar dengan faktor ekstern atau lingkungan, sehingga melahirkan perubahan tingkah laku. Adapun implikasi dari teori belajar konstruktivisme dalam pendidikan anak menurut Poedjiadi dalam Sofan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi adalah sebagai berikut:
a.       tujuan pendidikan menurut teori belajar konstruktivisme adalah menghasilkan individu atau anak yang memiliki kemampuan berpikir untuk menyelesaikan setiap persoalan yang dihadapi;
b.      kurikulum dirancang sedemikian rupa sehingga terjadi situasi yang memungkinkan pengetahuan dan keterampilan dapat dikonstruksi oleh peserta didik. Selain itu, latihan memecahkan masalah seringkali dilakukan melalui belajar kelompok dengan menganalisis masalah dalam kehidupan sehari-hari;
c.       peserta didik diharapkan selalu aktif dan dapat menemukan cara belajar yang sesuai bagi dirinya. Guru hanyalah berfungsi sebagai mediator, fasilitator, dan teman yang membuat situasi yang kondusif untuk terjadinya konstruksi pengetahuan pada diri peserta didik.[2]
Menurut Suparno (1997) dalam pembelajaran berorientasi konstruktivistik ini prinsip-prnsip yang harus dipegang diantaranya sebagai berikut:
a.       Pengetahuan dibangun oleh siswa-siswi secara aktif;
b.      Proses pembelajaran terpusat pada peserta didik (student-centered);
c.       Mengajar adalah membantu siswa-siswi belajar;
d.      Penekanan terletak pada proses belajar bukan pada hasil akhir;
e.       Kurikulum menekankan partisipasi siswa-siswi;
Satu prinsip yang paling penting adalah bahwa guru tidak hanya sekadar memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun  sendiri pengetahuan didalam benaknya. Guru dapat memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan memberi kesempatan siswa untuk menemukan atau menerapkan ide-ide mereka sendiri dan mengajar siswa dengan secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar.
Allahu a'lam

[1] Paul Suparno, Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan, (Yogyakarta: Kanisius, 1997), hlm. 18.
[2] Sofan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi, Konstruksi Pengembangan Pembelajaran:Pengaruhnya terhadap Mekanisme dan Praktik Kurikulum, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2010), hlm. 147

0 comments :

Post a Comment