Von Glasersfeld dalam Suparno menyatakan bahwa konstruktivisme adalah salah
satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita adalah
konstruksi (bentukan) kita sendiri.[1] Dari pengertian di atas, dapat
dipahami bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang berlangsung secara
interaktif antara faktor intern pada diri pebelajar dengan faktor ekstern atau
lingkungan, sehingga melahirkan perubahan tingkah laku. Adapun implikasi dari
teori belajar konstruktivisme dalam pendidikan anak menurut Poedjiadi dalam
Sofan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi adalah sebagai berikut:
a. tujuan pendidikan menurut teori
belajar konstruktivisme adalah menghasilkan individu atau anak yang memiliki
kemampuan berpikir untuk menyelesaikan setiap persoalan yang dihadapi;
b. kurikulum dirancang sedemikian rupa
sehingga terjadi situasi yang memungkinkan pengetahuan dan keterampilan dapat
dikonstruksi oleh peserta didik. Selain itu, latihan memecahkan masalah
seringkali dilakukan melalui belajar kelompok dengan menganalisis masalah dalam
kehidupan sehari-hari;
c. peserta didik diharapkan selalu
aktif dan dapat menemukan cara belajar yang sesuai bagi dirinya. Guru hanyalah
berfungsi sebagai mediator, fasilitator, dan teman yang membuat situasi yang
kondusif untuk terjadinya konstruksi pengetahuan pada diri peserta didik.[2]
Menurut Suparno (1997) dalam pembelajaran berorientasi
konstruktivistik ini prinsip-prnsip yang harus dipegang diantaranya sebagai
berikut:
a. Pengetahuan dibangun oleh
siswa-siswi secara aktif;
b. Proses pembelajaran terpusat pada
peserta didik (student-centered);
c. Mengajar adalah membantu siswa-siswi
belajar;
d. Penekanan terletak pada proses
belajar bukan pada hasil akhir;
e. Kurikulum menekankan partisipasi
siswa-siswi;
Satu prinsip yang paling penting adalah bahwa guru
tidak hanya sekadar memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus
membangun sendiri pengetahuan didalam
benaknya. Guru dapat memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan memberi
kesempatan siswa untuk menemukan atau menerapkan ide-ide mereka sendiri dan
mengajar siswa dengan secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk
belajar.
0 comments :
Post a Comment