My Life

Libatkan Allah dalam setiap urusan

Tuesday, August 21, 2018

Ragu, Ragu Lagi, Semakin Ragu

Dalam berbagai hal, kamu, semakin bersinar, lagi dan lagi dan selalu begitu. Tapi sekali lagi saya adalah seseorang yang tak bersinar sepertimu. Ke'biasaan' menjadi sesuatu yang melekat pada saya, tanpa ada sinar-sinar yang selalu melekat padamu.

Ragu? Iya ragu. Bukan hanya sekedar ragu, tapi ragu sekali, benar-benar ragu.

Sikapmu yang selalu terkesan tak peduli itu, hmmm...entahlah. pesan yang sangat jauh sekali dari kata singkat. Sangat singkat. Singkat sekali. Apakah seperti itu terhadap seorang wanita yang istimewa? Bukankah tak seperti itu.
Itu salah satu bukti bahwa saya bukanlah apa-apa, dan mulai tumbuh mekar lagi ragu itu, ragu lagi, dan semakin ragu.

Bagaimana seharusnya saya? Haruskah saya berterimakasih karena dengan begitu saya tak perlu berharap, menunggu, dan tak perlu lagi ada kedekatan yang menimbulkan sesuatu yang tak baik.
Atau haruskah saya membencimu karena sikapmu itu

Ya, mungkin keduanya perlu dilakukan. Hanya perkara membenci tak perlu dilakukan. Cukup biasa saja.

Saat ini hati bicara dan sekali lagi menegaskan suatu saat nanti, jika ia mengirimi pesan, jangan dibalas.
Bisakah seperti itu?
Tapi pikiran mulai mengelaknya, dan mempertanyakan, apa tujuanmu tak membalas pesan darinya? Apakah untuk membalas sikapnya yang terlalu tak peduli itu?

Waallahua'lam

Sunday, August 19, 2018

Menolak Rindu

Sekali lagi, rindu. Padahal tak mengundangnya. Kenapa datang secara terus menerus? Bisakah tak hadir? Bisakah?

Kali ini, harus ada ketegasan untuk menolaknya. Sungguh ini tak baik. Bukankah begitu?

Pesan dan chat, awal rindu ada. Berusaha menolaknya. Tegas monolak. Tapi, menolak rindu itu rumit, sangat rumit. Seperti benang yang terikat 1000x simpul mati, tak mungkin membuatnya kembali, sprti itulah kerumitannya.

Kerumitan selalu ada, entahlah. Kita tak boleh dekat. Semuanya akan terasa rumit bagi kita, maupun lingkungan yang terus menerus mengharuskan kita maju. Kita hanya boleh sedekat isya dan subuh, bukan sedekat maghrib dan isya. Saya tau, kita sama-sama tau itu. Belum ada ikatan yang sama² diinginkan. Tapi kita terus berusaha, entah dalam keyakinan, keseriusan, dan hal lainnya untuk menuju kesana. Meski tak dikatakan, sya tahu itu. Bukankah begitu?

Kalau dipikir-pikir kita harus meneladani matahari. Matahari mencintai bumi, tapi matahari tahu, jika ia mendekat justru akan membinasakan. Alhamdulillah, saya cukup paham akan hal itu.

Terimakasih untukmu, wiseman...😊 saya cukup paham. Semoga kita dimudahkan mewujudkan keinginan baik kita.

Saturday, August 18, 2018

Seminar Parenting: Agar Anak Hafal Al-Qur'an

Seminar yang keren dan bermanfaat ini, tak ada nama saya yang ditunjuk untuk ikut, tapi sekali lagi Allah Maha Baik, salah satu teman berhalangan hadir, dan beberapa teman sudah dihubungi untuk menggantikan. Tapi tidak ada. Alhamdulillah, saya di calling untuk menggantikan. Rasanya benar-benar sangat berayukur.

Pembicara Ust Fatin, Ustadz Ida, dan hafidzul Quran A. Fawwas. Saya benar-benar sangat terharu dan akhir penutupan seminar sempat kelaur air mata dan saya bersyukur bisa bertemu dengan sosok yang sangat luar biasa. Hari ini benar benar dalam diri saya ada tekad yang luar biasa, ada keinginan untuk belajar dan belajar.

Karena seminarnya parenting, bukan berarti saya yang belum berkeluarga tidak bisa mengambil manfaat dari hari ini. Dlm seminar juga ada beberapa terselip untuk memilih pasangan agar nanti bisa melahirkan hafidz, hafizah, yaitu seseorang yang satu visi dan misi dengan saya. 

Tips agar anak hafal Al-Qur'an sudah sya rangkum, dan sya akan share bberapa yang saya dapat dari seminar:
1. Talqin setelah subuh, minimal 3 ayat
2. Habis ashar/ maghrib murajaah
3. Ayah dan ibu harus punya visi dan misi yang sama
4. Ketika anak dalam kandungan dibacakan Alquran, 1 bulan 3 atau 4 juz.
5. Umur 0-7 juga dibacakan Alquran juga
6. Harus yakin, karena dengan keyakinan tidak ada yang tdak mungkin
7. Anak pertama itu sebagai kunci, maka selalu berusaha agar anak pertama bisa menjadi contoh bagi adik adiknya
8. Ajak teman teman anak kita untuk menghafal, agar anak kita yang hafalan tak merasa sendiri dalam menghafal
9. Ajarkan ikhlas beramal
10. Hindarkan anak anak dari hal hal yang dilarang Allah
11. Unsur hafal Quran: ortu, anak, guru, kurikulum
12. Memberikan hadiah jika hafal sesuai target, bisa stiker, pujian, doa, jalan jalan, dan lain lain.

Semoga bermanfaat
Wallahu a'lam

Tentang 8-8-18

Agustus, tgl 8 tahun 2018. Tanggal yang manarik dan unik 8-8-18. Ada hal indah dan manis yang terselip di tanggal ini. Tak sedikit rasa lega dan bahagia pada hari itu.

Kenapa lega? Karena hari itu ada sesuatu yang penting yang tak bisa dijelaskan. Tentang satu kata "seriousness"
Kata yang sangat ditunggu tunggu untuk dibuktikan.

Tapi ini buka lega yang benar benar lega. Ini masih awalan. Tapi kebahagian muncul dan ucapan terimakasih dan rasa syukur kepada Allah terus terucap.
Alhamdulillah, alhamdulillah, alhamdulillah.

Karena ini masih permulaan, rasanya rasa bahagia yang mendalam tidaklah pantas, entahlah pikiran seperti itu datang begitu saja. Ada rasa takut tentang kata-kata "seriousness" itu.

Takut? Kenapa mesti takut? Takut kehilangan kata itu.
Memang tak semestinya berlebihan berbahagia, dan berusaha untuk menjadikannya wajar sewajar wajarnya dan berharap sebiasa biasa saja agar suatu saat kecewa tak perlu dirasakan.

Semuanya cukup doakan, kata "seriousness" akan tetap ada dalam hubungan baik yang suatu saat semoga akan dilalui bersama dalam ikatan halal.
Semoga Allah selalu memudahkn dan meridhoi setiap rencana-rencana baik.
Aamiin..

Thursday, August 16, 2018

Wanita Ini : Rindu

Sangat rindu sekali bertemu dengannya, meski hanya melihatnya sekilas. Meskipun baru tadi sore sudah melihatnya. Tapi ini benar-benar salah. Kenapa? Bukankah rindu itu wajar?
Tidak, ini salah. Sungguh salah. Seseorang wanita menyimpan rindu dlam hatinya kepada seseorang yang bukan muhrimnya, itu sangat membingungkan.

Kesadaran akan rindu ingin melihatnya membuat jari ingin mengiriminya pesan. Tapi, tahukah? Ini tidak boleh. Benar-benar tidaklah boleh.

Keadaan bingung, membuat wanita pusing karena kerinduan kepada pria itu.

Wanita itu selalu menunggu pesan dari pria itu, tapi ia sadar, ia juga tak boleh terlalu menunggu pesan/ telepon dari pria itu.

Namun, rindu ini haruslah rindu yang disikapi dengan cara-cara yang benar.
Nah, ini yang dilakukan wanita itu:
1. Berdoa
2. Wudhu dan sholat
3. Mengaji
4. Sedekah
5. Instagram.an
6. Baca buku, novel
7. Nulis blog ini

Semoga segala rindu dan kecintaan wanita ini kepada pria itu tak melebihi rindu dan cinta kepada Robb dan Rosulullah.
Semoga wanita ini akan segera menjadi seorang istri dari pria yang dirindukannya saat ini. Semoga Allah yang Maha Memberi meridhoinya dan membuat segala keinginan ini terwujud. Aamiin.

Wanita ini-aku