Hari ini saya kembali mempertanyakannya. Kenapa harus seperti ini? Kenapa tiba-tiba jadi seperti ini? Apa yang salah? Apa yang seharusnya saya lakukan? Adakah hal yang dapat merubah itu?
Kata maaf yang sengaja dia utarakan, kata semangat yang dia kirimkan, semua seakan mengingatkan saya pada dia yang dulu penting, dan entahlah ternyata sekarang masih penting.
Saya benar benar ingin seperti dulu.
Yang menerima salam setiap pagi.
Yang menerima cerita lucumu di tempat kerja.
Yang berbagi semua masalahku.
Yang menemani chatting sampai tertidur.
Yang mengajak cari cari angin.
Yang mengajak makan bersama.
Yang mengajak belanja.
Dan semua hal hal menyenangkan lainnya.
Ingatkah dia?
Hujan di bulan september 2 tahun lalu, makan nasi bungkus lalapan yang dibeli si dekat itn?
Adakah dia mengingatnya?
Menemani cari buku untuk skripsi saya.
Memberi semangat untuk menyelesaikan skripsi saya dulu.
Taukah dia?
Namanya tertulis di bagian persembahan terimksih dalam skripsi saya.
Begitu mengesankannya dia.
Meski tak jarang dia membuat saya menangis, tapi dia masih berkesan.
Terima kasih sudah menemani saya dalam berjuang untuk memperoleh gelar s1 saya.
Semoga kelak saya bisa membalas semua kebaikan dia.
Si wise man.
Semoga saya masih menjadi salah satu orang yang penting yang masih ingin dia impikan.
0 comments :
Post a Comment