My Life

Libatkan Allah dalam setiap urusan

Wednesday, September 30, 2015

Anjuran Menikah (مِفْتَاحُ الْفَلاَحِ)


1.    Ibnu Mas’ud RA berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Wahai para pemuda !, barang siapa di antara kalian sudah mampu menikah, maka menikahlah. Karena hal itu bisa menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan. Barang siapa yang belum mampu (menikah), maka hendaklah dia berpuasa, karena puasa itu akan menjadi perisai baginya”. (HR. Bukhari, Muslim, Abu daud, An-Nasaa’i, Ibnu Majah, Ahmad dan At-Tirmidzi).

2.    Anas bin Malik RA meriwayatan bahwasanya sekelompok Shahabat Rasulullah SAW, sebagian mereka berkata: Saya tidak akan menikah. Sebagian berkata: Saya akan shalat dan tidak akan tidur. Sebagian berkata: Saya akan berpuasa dan tidak akan pernah berbuka. Kemudian berita itu sampai kepada Nabi SAW, dan beliau bersabda: Apa yang terjadi dengan orang-orang yang berkata: ini dan itu. Bahkan aku ini berpuasa dan juga berbuka; saya mengerjakan shalat dan juga tidur; dan saya menikah dengan para wanita. Barang siapa membenci sunnahku, maka dia bukan golonganku. (HR. Muttafaq 'Alaih)

3.    Qatadah meriwayatkan dari Hasan dari Samurah bin Jundub RA bahwa Rasulullah SAW melarang beribadah yang berlebih-lebihan. (HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)

4.    Abdullah ibnu Umar RA berkata: Rasulullah SAW bersabda: Berhajilah kalian, niscaya kalian akan menjadi kaya; bepergianlah (rekreasilah) kalian, niscaya kalian akan sehat; menikahlah kalian, niscaya (jumlah) kalian akan menjadi banyak; sesungguhnya aku akan membangga-banggakan kalian dengan umat-umat yang lain. (HR. Ad-Dailumy dalam Musnad Al-Firdaus)

5.    Abu Umamah RA meriwayatkan bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: Menikahlah kalian, karena sesungguhnya aku akan (berlomba) banyak-banyakan umat; dan janganlah kalian menjadi seperti para pastor kristen (yang tidak menikah). (HR. Al-Baihaqy)

6.    Ummul Mukminiin, 'Aisyah RA meriwayatkan bahwasanya Nabi SAW bersabda: Pernikahan adalah sunnahku. Barang siapa tidak menjalankan sunnahku, maka dia bukan golonganku. Menikahlah kalian, sesungguhnya aku akan (berlomba) banyak-banyakan umat. Barang siapa sudah mempunyai kemampuan, maka hendaklah dia menikah. Barang siapa masih belum mampu, maka hendaklah dia berpuasa, sesungguhnya puasa akan menjadi perisai baginya. (HR. Ibnu Majah)

Tuesday, September 29, 2015

ahli ibadah (tapi tidak berilmu) vs ahli ilmu (أَدَابُ الْعَالِمِ وَالْمُتَعَلِّمِ)


Pada suatu ketika, Rasulullah SAW ditanya tentang derajat dua orang, orang pertama merupakan ahli ibadah (tapi tidak berilmu) sedangkan orang kedua merupakan ahli ilmu. Kemudian Rasulullah SAW bersabda dalam beberapa Hadits di bawah ini (yang artinya) :

.  “Keutamaan orang berilmu terhadap orang yang ahli ibadah (yang tidak berilmu) seperti halnya keutamaanku terhadap orang-orang yang paling rendah di antara kalian”.

.  Barang siapa berjalan pada suatu jalan untuk mencari ilmu, niscaya Allah SWT akan menjalankan dia pada suatu jalan dari sebagian jalan-jalan menuju surga.

.  Mencari ilmu adalah wajib bagi setiap muslim laki-laki maupun wanita. Dan orang yang menuntut ilmu akan dimintakan ampunan oleh segala sesuatu, bahkan ikan hiu di laut.

.  Barang siapa pergi untuk menuntut ilmu, niscaya para malaikat akan mendo’akannya dan memintakan keberkahan dalam kehidupan orang tersebut.

.  Barang siapa pergi ke masjid semata-mata untuk mempelajari suatu kebaikan atau mengajarkan suatu kebaikan, maka dia akan memperoleh pahala layaknya pahala haji yang sempurna

.  Orang yang berilmu dan orang yang pelajar itu seperti jari-jemari ini – Rasulullah SAW menghimpun antara jari telunjuk dengan jari di sampingnya – dalam hal memperoleh pahala yang sama, dan tidak ada kebaikan (yang lebih utama) pada manusia lain di luar mereka berdua  

.  “Jadilah engkau sebagai orang alim, orang yang belajar, orang yang mendengar, atau orang yang menggemari mereka, dan janganlah engkau menjadi orang kelima (orang yang tidak mau melakukan 4 hal di atas), karena engkau akan rusak”

.  Pelajarilah ilmu dan ajarkanlah kepada para manusia

.  Jika kalian semua melihat pertaman surga, maka datangilah!. Kemudian Nabi SAW ditanya: ”Wahai Rasulullah. Apa yang dimaksud dengan pertamanan surga?”. Beliau menjawab: Yaitu majlis dzikir.

Syaikh ‘Atho’ berpendapat bahwa yang dimaksud di sini adalah majlis-majlis yang membahas tentang hukum halal-haram, bagaimana tata cara jual-beli, sholat, zakat, haji, menikah, bercerai, dsb.  

.  Pelajarilah ilmu dan amalkanlah ilmu itu

.  Pelajarilah ilmu dan jadilah seorang ahli ilmu

.  Pada hari qiyamat akan ditimbang (pada timbangan amal); tinta para ulama’ dan darah para syuhada’

.  “Tidak ada yang lebih utama ketika menyembah Allah, melebihi penyembahan yang disertai pemahaman agama. Seorang ahli ilmu agama lebih berat godaannya bagi syaitan dari pada 1000 ahli ibadah (yang tidak berilmu)”

.  Ada tiga orang yang bisa memberi syafa’at pada hari qiyamat: para nabi, para ulama’ dan para syuhada’

.  Diriwayatkan bahwa pada hari qiyamat para ulama’ akan berada di mimbar-mimbar yang terbuat dari cahaya

.  Al-Qadhi Husain juga menukil sebuah Hadits bahwa telah diriwayatkan dari Nabi Muhammad SAW bahwasanya beliau pernah bersabda (yang artinya): barang siapa menyukai ilmu dan ulama’, maka segala kesalahannya tidak akan dicatat sepanjang kehidupannya

.  Al-Qadhi Husain juga menukil suatu Hadits bahwa telah diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda (yang artinya): barang siapa sholat (makmum) di belakang orang alim, maka seakan-akan dia telah sholat (makmum) di belakang nabi, dan barang siapa sholat di belakang nabi, maka sungguh dia telah diampuni